Liputan6.com, Jakarta Keluarga adalah lingkungan terdekat bagi anak. Dalam sistem ekologi sosial, keluarga menjadi salah satu lingkungan penentu keoptimalan tumbuh kembang pada anak.
Demikian disampaikan Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK Pusat) Tri Tito Karnavian dalam Webinar Obrolan Santai Kader Inspiratif (Obras Kain PKK) bertema: “Ibu Sebagai Pendidik Utama Anak Untuk Mencapai Ketahanan Keluarga”, Kamis (16/12/2021).
Advertisement
"Membangun keluarga sehat, tangguh dan mampu menghadirkan pengasuhan yang optimal akan berkontribusi terhadap kualitas anak bangsa," kata Tri.
Lebih lanjut Tri mengatakan, para ayah juga dapat berbagi peran dalam mendidik anak dan mempersiapkan masa depan agar terus sejahtera, sebab ketahanan keluarga adalah pondasi utama untuk Indonesia Maju.
"Sudah hampir dua tahun kita semua berjuang bersama di tengah pandemi, dalam prosesnya kita dipaksa untuk bisa keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan kebiasaan normal yang baru. Untuk itu, OASE-KIM bekerja sama dengan Organisasi Wanita lainnya terus berupaya membantu masyarakat untuk terus mencari solusi agar para wanita Indonesia terus berdaya dan menjadi pendidik yang penuh inspirasi di rumah serta masyarakat," ujarnya.
Obras Kain PKK kali ini merupakan edisi spesial bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia I Gusti Ayu Bintang, OASE kabinet Indonesia Maju, Ketua Umum Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) yang juga Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan Erni Guntarti Tjahjo Kumolo dan Ketua Umum TP PKK Pusat Tri Tito Karnavian, serta dipandu Meydy DS Malonda.
Dalam sambutannya Erni Guntarti Tjahjo Kumolo menyampaikan peran keluarga bukan hanya menjaga anak-anak, mereka harus dipersiapkan untuk nantinya menjalani kehidupan sendiri dan menjadi pribadi yang kelak meneruskan perjuangan kita bersama dalam menyejahterakan bangsa.
Dalam keluarga, kata Erni, ibu merupakan sekolah pertama dan utama bagi anak-anak untuk belajar dan mencontoh, tidak bisa dipungkiri bahwa kesiapan diri seorang ibu mampu memperkuat pondasi ketahanan keluarga.
"Sebab Ibu bukan hanya tentang mengandung dan melahirkan, Ibu juga merawat, memberikan kasih sayang, menjadi teman bermain, menjadi tempat berbagi pendapat dan menjadi pendidik," tuturnya.
Para wanita saat ini, dikatakan Erni, tidak hanya berperan sebagai ibu yang kesehariannya hanya mengurus rumah tangga saja, namun juga sudah banyak yang berkarir seiring berkembangnya zaman.
“Oleh karena itu dalam rangka menyambut Hari Ibu pada tanggal 22 Desember nanti, saya menghimbau untuk tidak memandang sebelah mata wanita yang memilih mendukung keluarga secara materi. Mari kita rayakan bersama dengan berbagi ilmu melalui forum ini tentang bagaimana penting peran ibu dalam ketahanan keluarga," ujar Erni.
Sementara itu Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang dalam keynote speachnya menyampaikan selamat Hari Ibu kepada seluruh perempuan Indonesia dari berbagai latar belakang.
Selanjutnya ia mengatakan, Peringatan hari ibu ini bukan hanya sekadar Mother’s day, tetapi juga untuk merefleksikan semangat perjuangan perempuan pada Kongres perempuan pertama tanggal 22 Desember 1928.
"Kongres perempuan pertama ini menjadi momentum perjuangan para perempuan bangsa untuk memperoleh hak-haknya, diantaranya adalah persamaan kedudukan dan pemberdayaan perempuan dalam keluarga," ucapnya.
Psikolog Klinis Forensik A. Kasandra Putranto sebagai narasumber menyampaikan, pola asuh adalah konstruksi psikologis yang mewakili stategi orang tua dalam membesarkan anak-anaknya, dimana kualitas pengasuhan lebih penting dari pada kuantitas waktu yang dihabiskan bersama anak-anak.
"Peran ibu dalam keluarga menjadi kunci utama dalan mendidik dan mengasuh anak," tuturnya.
(*)