Liputan6.com, Jakarta Korea Utara memperingati 10 tahun kematian mantan pemimpin Kim Jong-il, ayah dari Kim Jong-un yang hingga saat ini masih memimpin negara tersebut.
Dikutip dari laman News.com.au, Jumat (17/12/2021) Korea Utara memaksa penduduk untuk merayakan 11 hari berkabung dan meminta masyarakat tak ada yang boleh tertawa.
Baca Juga
Advertisement
Jika masyarakat kedapatan melakukan pelanggaran, maka akan ada ancaman hukuman yang menanti.
Radio Free Asia (RFA) melaporkan salah satu pengakuan warga warga Korea Utara yang tidak disebutkan namanya.
Ia menyebut, selain tak boleh tertawa, masyarakat juga dilarang minum alkohol atau bahkan melakukan hari berkabung untuk sana keluarga mereka sendiri.
Bicara soal hukuman, warga Korut itu tak tahu pasti apa hukuman yang diberikan. Namun, ia mengaku di tahun-tahun sebelumnya saat ada masa berkabung, seseorang yang melanggar akan dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tugas Khusus Polisi
Polisi diberitahu sebelumnya untuk waspada terhadap orang-orang yang tidak terlihat berduka, kata seorang penduduk provinsi barat daya Hwanghae Selatan mengatakan kepada RFA.
"Mulai hari pertama Desember, mereka akan memiliki tugas khusus untuk menindak mereka yang merusak suasana berkabung kolektif," kata sumber kedua, yang meminta anonimitas untuk berbicara secara bebas. "Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa petugas penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali.”
Perusahaan-perusahaan milik negara dan kelompok-kelompok masyarakat juga diperintahkan untuk menjaga orang-orang yang kelaparan selama masa berkabung.
"Ketertiban dan keamanan sosial harus dipastikan, sehingga perusahaan bertanggung jawab mengumpulkan makanan untuk diberikan kepada warga dan karyawan yang tidak bisa masuk kerja karena kekurangan pangan," kata sumber kedua.
"Warga juga harus bekerja sama untuk membantu kotjebi (anak-anak tunawisma)," kata sumber kedua, merujuk pada jumlah pengemis jalanan tunawisma yang terus meningkat di Korea Utara.
Masa berkabung yang panjang mengganggu kehidupan sehari-hari warga Korea Utara, kata sumber kedua.
"Saya hanya berharap masa berkabung Kim Jong-il dipersingkat menjadi satu minggu, seperti masa berkabung Kim Il-sung," kata sumber kedua. "Warga mengeluh bahwa yang hidup terpaksa meratapi dua orang yang meninggal ini sampai mati."
Advertisement