Investor Cermati Keputusan Suku Bunga Bank Sentral Inggris, Dolar AS Lesu

Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat, 17 Desember 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2021, 14:00 WIB
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - - Sejumlah sentimen baik eksternal dan internal bayangi dolar Amerika Serikat (AS). Sentimen terutama dari kebijakan bank sentral global.

Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Jumat, 17 Desember 2021. Namun, dolar AS tetap tinggi meski di bawah tekanan seiring investor mencerna kejutan kenaikan suku bunga dari Bank of England (BOE). Selain itu, Bank Sentral Eropa adopsi sikap yang lebih hawkish.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menuturkan,  bank sentral utama telah adopsi kebijakan yang berbeda karena ketidakpastian tentang dampak varian omicron COVID-19 pada pemulihan ekonomi tetap ada.

Perdebatan tentang sejauh mana bank sentral harus bertindak untuk mengekang inflasi yang tinggi juga terus berlanjut.

Dalam sebuah langkah yang mengejutkan pasar, Bank of England (BOE) menaikkan suku bunga menjadi 0,25 persen ketika menurunkan keputusan kebijakannya pada Kamis,16 Desember 2021 menjadi bank sentral Kelompok 7 (G7) pertama yang menaikkan suku bunga sejak awal COVID-19.

Sementara itu ECB, dalam keputusan kebijakannya yang diturunkan pada hari yang sama dengan BOE, mengumumkan rencana pengurangan aset selama kuartal mendatang. Namun, bank sentral juga menekankan fleksibilitas kebijakan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sentimen yang Membayangi Pasar

Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dari sentimen internal, Ibrahim menuturkan, pelaku pasar optimistis varian omicron yang terdeteksi di Indonesia bisa  di tanggulangi secepatnya oleh pemerintah.

Presiden Joko Widodo meminta masyarakat agar waspada tapi perkembangan omicron ini jangan membuat panik. Untuk itu, masyarakat yang belum divaksin agar segera divaksin.

Semua warga yang belum mendapatkan dua kali vaksin apalagi yang sama sekali belum divaksin, segeralah mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin. Hanya vaksin inilah yang bisa menahan laju berkembangnya virus omicron di Indonesia.

Kementerian Kesehatan tadi malam telah mendeteksi seorang pasien N inisialnya terkonfirmasi Omicron pada tanggal 15 Desember. Data-datanya sudah konfirmasikan memang data ini adalah data sequencing Omicron. Pasien N ini adalah pekerja pembersih di Rumah Sakit Wisma Atlet.

"Kemenkes juga mendeteksi 5 kasus probable Omicron. Jadi belum pasti Omicron, tapi karena kami melakukan tes PCR dengan spesifikasi yang khusus, kita mendeteksi ada 5 kasus yang probable Omicron. 2 kasus warga negara Indonesia yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris," tutur Ibrahim/

Ia menambahkan, dua WNI sedang isolasi di Wisma Atlet. 3 kasus probable Omicron lainnya adalah warga asing dari Tiongkok yang datang ke Manado dan sekarang sedang diisolasi di karantina Manado,”

Kemudian sejalan dengan tidak diberlakukannya pengetatan PPKM, konsumsi masyarakat  kembali stabil dan meningkatnya mobilitas pasca langkah-langkah penanganan yang ditempuh pemerintah dalam pengendalian COVID-19 varian Delta.

Bank Indonesia (BI) optimistis ekonomi kuartal keempat 2021 diperkirakan tumbuh di atas 4,5 persen.

“Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi 2021 akan berada dalam kisaran  3,2 persen sampai 4 persen. Proyeksi ini  lebih rendah dibandingkan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani di 4 persen,” kata Ibrahim.

Walaupun sebelumnya Dana Moneter Internasional (IMF)  telah merevisi  pertumbuhan ekonomi  global yang diproyeksikan sebesar 4,9 persen dari sebelumnya 5,9 persen pada 2021 akibat varian Covid-19 baru yaitu Omicron yang sudah menyebar di berbagai negara.


Prediksi Rupiah

Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Dalam perdagangan akhir pekan, rupiah ditutup menguat tipis  6  point  walaupun sebelumnya sempat melemah 27 point di level Rp. 14.355 dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.361,” kata Ibrahim.

Sedangkan untuk perdagangan Senin, 20 Desember 2021 menurut Ibrahim, mata uang rupiah kemungkinan  dibuka  berfluktuatif namun  ditutup menguat tipis  di rentang   Rp 14.330 - Rp.14.390.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya