Meretas Industri Kerajinan Kalbar ke Kancah Internasional di Masa Pandemi Covid-19

Dia mengakui, dampak besar yang dirasakan sektor kerajinan masa pandemi 2 tahun ini yaitu menurunnya jumlah pembeli kerajinan

oleh Aceng Mukaram diperbarui 18 Des 2021, 13:00 WIB
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat, Lismaryani, saat menjadi narasumber Program Dialog Khusus TVRI Kalimantan Barat. (Foto: Liputan6.com/Aceng Mukaram)

Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Kalimantan Barat memiliki potensi produk kerajinan beragam. Misalnya, kerajinan kain tenun dan kerajinan anyaman yang terbaik pada setiap kabupaten/kota di Bumi Khatulistiwa itu.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat, Lismaryani, menyebut kerajinan Tenun Sidan dari Kabupaten Kapuas Hulu, Tenun Ikat dari Kabupaten Sintang, dan Kain Songket dari Kabupaten Sambas, mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

“Bapak Presiden Joko Widodo juga membeli produk kerajinan tenun ikat dari Kabupaten Sintang saat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sintang beberapa waktu lalu,” kata dia saat menjadi narasumber Program Dialog Khusus TVRI Kalimantan Barat di Jalan Ahmad Yani, Kota Pontianak, Jumat (17/12/2021) bersama Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari.

Dia mengakui, dampak besar yang dirasakan sektor kerajinan masa pandemi 2 tahun ini yaitu menurunnya jumlah pembeli kerajinan. Sehingga berpengaruh terhadap menurunnya jumlah produksi.

Dialog yang mengangkat tema 'Sinergi Pengembangan Kerajinan di Kalimantan Barat' bertujuan menyebarluaskan informasi mengenai sinergi pengembangan kerajinan di Kalimantan Barat antara Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat dan pemangku kepentingan lainnya.

“Modal usaha kerajinan pun sangat susah untuk berputar, sehingga produksi kerajinan yang ada di Kalimantan Barat sangat menurun,” kata Lismaryani.

Dia menjelaskan, masalah pendanaan merupakan tantangan dalam memberdayakan serta mengembangkan pengrajin lokal di masa pandemi. Karena pendanaan merupakan modal utama untuk membuat kerajinan, sehingga pengrajin bisa berkarya kembali.

“Dengan tidak adanya pendanaan, maka pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia akan semakin sulit dilakukan. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu ketersediaan bahan baku,” kata dia.

Dekranasda Provinsi Kalbar berupaya mendorong anak muda terlibat aktif dalam produk kerajinan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan beberapa subsektor ekonomi kreatif, seperti pelatihan kerajinan Tenun Sidan, lomba tenun, pelatihan fotografer, yang sudah dilaksanakan tahun 2021.

Selain itu, dia bilang Dekranasda Provinsi Kalbar juga akan mensinergikan pelajaran muatan lokal yang ada di dalam program Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, khususnya untuk anak-anak SMK/SMA/sederajat tentang karya-karya yang diciptakan oleh para leluhur untuk diketahui generasi muda/milenial.

“Tenun Sidan merupakan salah satu potensi tenun di Kalbar selain Songket Sambas, Tenun Ikat Sintang dan Tenun Ikat Kampung Ilong Sekadau,” kata dia.

Dia berjanji, Dekranasda Provinsi Kalbar bersama para stakeholder terus berupaya mengangkat potensi Tenun Sidan Kapuas Hulu melalui pembinaan perajin tenun, lomba desain tenun hingga pada pemanfaatannya dalam lomba fashion dengan bahan tenun sidan tahun 2022.

Ketua Pengelola Galeri Arts Culture Kreasi Sungai Putat (KSP), Syamhudi, di Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Motif Kalbar In Peace: Kalbar dalam Bingkai Kedamaian

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat, Lismaryani, saat menjadi narasumber Program Dialog Khusus TVRI Kalimantan Barat. (Foto: Liputan6.com/Aceng Mukaram)

 

Tekad, itulah modal semangat yang dilakukan warga Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, bernama Syamhudi. Di tengah pandemi COVID-19, dia bersama belasan ibu-ibu di sana mengembangkan batik tulis berbagai khas Kalimantan Barat. Mereka sepakat tetap produktif dalam kondisi apapun.

Dalam waktu dekat, Syamhudi akan mendapat kesempat untuk berkolaborasi bersama Lembaga Seni Madura (LASEM) melaunching Batik Tulis Khas Madura Kalbar dengan motif Kalbar In Peace yang akan digelar pada 26 Desember 2021.

“Dalam kegiatan tersebut tidak hanya menampilkan pameran batik tulis khas Madura, pada kesempatan itu juga akan menampilkan pagelaran fashion show dengan menampilkan kreasi batik tulis dengan memadupadankan motif khas,” kata Syamhdui yang menjabat sebagai Ketua Pengelola Galeri Arts Culture Kreasi Sungai Putat (KSP) itu.

Dia menjelaskan, desainnya itu perpaduan corak khas Kalbar dan Madura, dia kasih namanya itu dengan Motif ‘Kalbar In Peace’, Kalbar dalam bingkai kedamaian.

“Kami mendapat kesempatan untuk turut serta pada gelaran Rapat Koordinasi Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) dengan menampilkan berbagai produk kreasi batik tulis khas Pontianak. Di antaranya, motif Gambut dan Paret (Gampar), Sungai Kapuas serta Corak Insang dan lainnya,” ucapnya, kegiatan tersebut menjadi momen yang sangat berharga, karena dapat mempertemukan antar sesame pelaku UMKM.

“Yang kami gelar itu banyak motif Gampar ikonik, Sungai Kapuas dan Corak Insang. Tidak hanya kain batik saja, kita juga tampilkan fashion show dengan baju motif batik tulis dengan tujuan menarik minat kalangan milenial,” kata dia.

Dia berkata, tidak hanya menampilkan serta memperkenalkan batik tulis khas Pontianak, Kalimantan Barat, saja. Akan tetapi, moment itu tidak disia-siakan Syamhudi untuk mendemontrasikan cara membatik.

“Banyak pesanan yang diperoleh dari hasil pagelaran JAPNAS. Kita gelar juga cara membuat batik tulis, kita bawa canting, malam, langsung praktik di situ,” kata dia yang selalu mengingatkan di tengah pandemi COVID-19 tetap semangat berbuat untuk sesama menuai kebaikan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya