Gempa Susulan Usai Lindu 7,4 di Flores Timur Capai 663 Kali, Frekuensinya Mulai Menurun

Seiring dengan peluruhan energi usai gempa, diharapkan seluruh aktivitas masyarakat dapat segera kembali seperti semula.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 18 Des 2021, 08:45 WIB
Gempa berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR) mengguncang lepas pantai timur Papua Nugini pada Sabtu (17/12/2016). (Ilustrasi/cdn.abclocal.go.com)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa susulan atau aftershock yang terjadi usai lindu magnitudo 7,4 di Flores Timur pada Selasa, 14 Desember 2021 hingga Jumat, 17 desember 2021 telah mencapai 663 kali.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan bahwa rentetan gempa susulan itu menunjukkan tren penurunan baik intensitas maupun frekuensi. Namun masyarakat tetap diminta untuk waspada. Gempa susulan merupakan fenomena yang lazim setelah terjadi gempa besar.

"Sudah 663 kali gempa susulan. Masyarakat diharapkan tidak terlalu khawatir, tapi tetap waspada. Itu merupakan fenomena yang lazim terjadi setelah terjadi gempa bumi besar,” ujar Daryono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/12/2021).

Daryono mengatakan, saat ini frekuensi dari aktivitas gempa susulan itu sudah menurun.

Sebelumnya, gempa magnitudo 7,4 yang berpusat di 7.59 LS dan 122.24 BT itu dirasakan kuat oleh masyarakat di 18 kabupaten di 3 provinsi, meliputi 9 kabupaten di Nusa Tenggara Timur, 3 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan dan 6 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara.


Masyarakat Bisa Beraktivitas Seperti Semula

Gempa yang diikuti dengan adanya peringatan dini tsunami dari BMKG itu juga membuat sebagian warga di Kabupaten Kepulauan Selayar trauma karena teringat tentang gempa kuat yang terjadi pada 12 Desember 1992, dan memicu terjadinya gelombang tsunami yang juga berdampak di Kepulauan Selayar.

"Faktor psikologis ini menimbulkan kekhawatiran warga, sehingga sebanyak 5.064 jiwa memilih mengungsi ke lokasi yang lebih aman," kata dia.

Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Selayar, beberapa warga hingga hari ini masih memilih tinggal di tenda-tenda darurat yang dibangun menggunakan terpal.

Dengan adanya hasil monitoring gempa susulan dari BMKG tersebut, diharapkan masyarakat terdampak tidak terlalu khawatir dan optimis kondisi segera pulih. Seiring dengan peluruhan energi usai gempa, diharapkan seluruh aktivitas masyarakat dapat segera kembali seperti semula.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya