Harga Emas Antam Stabil, Berikut Daftarnya per 18 Desember 2021

Harga jual dan buyback emas PT Aneka Tambang atau Antam tak bergerak pada hari ini.

oleh Arief Rahman H diperbarui 18 Des 2021, 09:30 WIB
Pegawai menunjukkan emas batangan 24 karat di gerai Galeri 24, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (5/8/2021). Untuk buyback atau pembelian kembali, harga emas Antam mencatatkan penurunan Rp 2.000 per gram menjadi Rp 834 ribu per gram pada Kamis (5/8). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Harga jual dan buyback emas PT Aneka Tambang atau Antam tak bergerak pada hari ini. Harga emas batangan Antam dijual Rp 934 ribu per gram pada Sabtu, 18 Desember 2021.

Demikian juga untuk harga emas Antam buyback bertahan di Rp 829 ribu per gram. Harga buyback menjadi patokan Antam saat membeli kembali emas dari konsumen.

Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Antam tak hanya menyediakan emas dalam bentuk batangan. Tetapi ada koin dinar, dirham maupun emas koleksi lainnya.

Konsumen bisa memeriksa langsung harga emas Antam melalui portal logammulia.com. Pada pukul 08.02 WIB, sebagian besar ukuran emas Antam masih tersedia.

Adapun harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 9.690.000. Sementara untuk ukuran 20 gram dijual Rp 18.740.000.

Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).

Berikut rincian harga emas Antam:

* Pecahan 0,5 gram Rp 517.000

* Pecahan 1 gram Rp 934.000

* Pecahan 2 gram Rp 1.808.000

* Pecahan 3 gram Rp 2.687.000

* Pecahan 5 gram Rp 4.445.000

* Pecahan 10 gram Rp 8.835.000

* Pecahan 25 gram Rp 21.962.000

* Pecahan 50 gram Rp 43.845.000

* Pecahan 100 gram Rp 87.612.000

* Pecahan 250 gram Rp 218.765.000

* Pecahan 500 gram Rp 437.320.000

* Pecahan 1.000 gram Rp 874.600.000.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Inflasi Hantui Ekonomi Dunia, Harga Emas Naik

Pekerja menunjukkan emas di galeri 24 Pegadaian, Tangerang, Selasa (7/7/2020). Harga emas Pegadaian khusus batangan 1 gram cetakan Antam hari ini naik Rp 4.000 atau 0,42% ke level Rp 950.000/gram dari harga hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga emas naik di atas level kunci USD 1.800 pada hari Jumat dan ditetapkan untuk kenaikan mingguan pertama dalam lima minggu. Ini terjadi karena kekhawatiran atas lonjakan omicron dan inflasi yang panas mendorong investor ke aset safe-haven.

Harga emas di pasar spot naik 0,2 persen pada USD 1,802,12 per ons pada 13:56. ET, naik sejauh minggu ini menjadi 1,1 persen. Harga emas berjangka AS ditutup naik 0,4 persen pada USD 1,804,90.

Ekuitas jatuh secara keseluruhan, terhuyung-huyung dari giliran hawkish oleh bank sentral global yang ingin menjinakkan kenaikan tekanan harga dan risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh meningkatnya kasus COVID-19.

"Pertumbuhan akan melambat ke kuartal berikutnya, dan ekuitas AS mengoreksi dari level tertingginya, sehingga tampaknya ada kepanikan dari ekuitas ke aset safe-haven seperti emas dan perak," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue. Garis Berjangka di Chicago.

Hasil pertemuan Federal Reserve AS telah menjadi "awan besar ketidakpastian" atas logam mulia dan sekarang fokusnya adalah pada data tenaga kerja, kata Streible.

The Fed pada hari Rabu mengisyaratkan tiga kenaikan suku bunga pada akhir 2022, sebuah langkah yang biasanya akan membebani emas karena suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan.

Tetapi logam bergerak lebih tinggi karena prospek kenaikan suku bunga telah diperhitungkan sebelum pengumuman, kata para analis.

Keuntungan emas datang meskipun ada arus masuk ke dalam dolar, juga dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian geopolitik.

Tetapi prospeknya untuk tahun 2022 "tetap dikaburkan dengan sebagian besar perkiraan emas bearish didorong oleh ekspektasi untuk imbal hasil riil yang lebih tinggi secara tajam," kata analis Saxo Bank Ole Hansen dalam sebuah catatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya