SPBU Mini Dinilai Membantu untuk Sementara

"Bagaimanapun, nelayan menghendaki harga solar khusus nelayan Rp 1.600 per liter," kata Ketua Koperasi Minajaya Jakarta Fahrudin.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jan 2003, 13:28 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Rencana pemerintah membangun stasiun pengisian bahan bakar umum mini atau keliling di sejumlah perkampungan nelayan dinilai cukup membantu, meski cuma sementara. Dengan begitu, para pencari ikan bisa membeli bahan bakar solar sesuai harga yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 1.890 per liter. Sebab gara-gara lokasi yang jauh dari SPBU, selama ini nelayan membeli solar sekitar Rp 2.000 sampai Rp 2.200 per liter. "Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah atas rencana ini," ungkap Ketua Koperasi Nelayan Minajaya Jakarta Fahrudin saat berbincang-bincang dengan Ira Koesno di Studio SCTV Jakarta, Ahad (12/1) siang.

Agar solar dari SPBU keliling tepat sasaran, Fahrudin berjanji Koperasi Minajaya bersama Departemen Kelautan dan Perikanan serta Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia bakal mengawasi. Caranya: mendata semua nelayan beserta kapal-kapal yang terdapat di suatu daerah [baca: SPBU Mini Akan Dibangun di Perkampungan Nelayan]. Lantas, dari daftar informasi itulah dijual solar sesuai kebutuhan masing-masing nelayan. "Bahkan, masyarakat umum juga akan kami kerahkan untuk mengamati penyalurannya," kata Fahrudin.

Meski cukup menolong, lanjut Fahrudin, sebenarnya yang paling diharapkan nelayan adalah pemerintah menurunkan harga solar khusus buat nelayan menjadi Rp 1.600 per liter. Alasan dibuat khusus, menurut dia karena nelayan-lah yang paling merasakan dampak perubahan ongkos beli solar. "Kalau para sopir angkutan umum kan masih bisa menutupi biaya pembelian solar dengan menaikkan ongkos. Tapi kami tidak mungkin menaikkan harga ikan seenaknya. Itu tergantung pasar," beber Fahrudin.

Fahrudin menjamin, jika harga solar khusus nelayan turun jadi Rp 1.600 per liter, tak akan ada penyeludupan solar ke luar negeri. Sebab, koperasi serta Pertamina sendiri bakal mengawasi pendistribusian bahan bakar tersebut. "Nggak mungkin lah itu terjadi. Itu cuma isu," ungkap dia. Diharapkan, pemerintah segera memenuhi tuntutan para nelayan supaya jumlah pengangguran tak semakin bertambah. "Kalau tak dikabulkan, ya kami terpaksa menerima," ucap Fahrudin agak pesimistis [baca: Kenaikan BBM Membuat Nelayan Stres].(MTA)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya