Polda Gorontalo Pastikan Isu Penculikan Anak di Kabupaten Pohuwato Tidak Benar

Masyarakat diminta tidak mudah percaya terhadap isu penculikan anak yang beredar di media sosial.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 18 Des 2021, 11:00 WIB
ilustrasi Cek Fakta (Liputan6.com/Trie yas)

Liputan6.com, Jakarta - Polda Gorontalo memastikan bahwa isu penculikan anak di Desa Bulili, Kecamatan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato tidak benar. Isu tersebut beredar setelah video seorang perempuan mengaku cucunya menjadi korban percobaan penculikan anak. 

"Itu hoaks, tidak benar," kata Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Wahyu Tri Cahyono kepada Liputan6.com, Sabtu (18/12/2021).

Wahyu mengimbau, masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap isu-isu yang beredar di media sosial. Ia menyarankan, warga mengecek terlebih dahulu informasi yang didapat dari media sosial.

"Dan yang tidak kalah pentingnya yaitu, jangan mudah terpengaruh apalagi ikut menyebarkan informasi-informasi yang belum jelas kebenaran dan sumbernya, karena bisa menimbulkan keresahan dan kepanikan di tengah masyarakat. Lakukan cek dan ricek dan juga saring sebelum di-share," imbau Wahyu.

Meski tidak ditemukan indikasi penculikan anak, Wahyu tetap meminta, para orang tua mengawasi kegiatan anak mereka. Baik di dalam rumah maupun di lingkungan sekitar.

"Jika melihat orang tak dikenal dengan gelagat mencurigakan dan bahkan berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban, agar segera melapor ke pihak kepolisian," ucap Wahyu.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Pohuwato, AKP Cecep Ibnu Ahmadi menjelaskan bahwa pihaknya langsung menelusuri kebenaran informasi penculikan anak yang beredar di Facebook.

Polisi pun mendatangi kediaman JA, pemilik akun Facebook yang pertama kali mengunggah informasi penculikan anak. Setelah ditanya, ibu itu hanya melihat cucunya yang lari ketakutan dari luar rumah sehingga menganggap ada penculikan anak.

"Karena sebelumnya telah beredar kabar tentang penculikan anak dan mendengar dari tetangga ada orang yang dikejar," kata Cecep.

Cecep menambahkan, JA kemudian panik dan langsung membuat siaran langsung di Facebook dan menyebarkan informasi bahwa ada upaya penculikan anak terhadap cucunya.

"Setelah mendengar keterangan dari berbagai sumber, bahwa apa yang diberitakan JA melalui media sosial terkait penculikan anak, tidak benar. Kepala Desa Bulili dan JA kemudian memberikan klarifikasi dan meminta maaf terkait video tersebut karena telah meresahkan masyarakat," tutup Cecep. 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya