Rusia: Vaksin Sputnik V Lebih Tangguh dari Pfizer-Moderna untuk Lawan Omicron

Vaksin Sputnik V asal Rusia lebih tangguh dalam aktivitas menetralkan virus COVID-19 varian Omicron dibandingkan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, klaim studi dari produsen dan badan investasi Rusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Des 2021, 08:00 WIB
Seorang perawat menunjukkan vaksin Sputnik V untuk melawan virus corona di sebuah klinik di Moskow, Sabtu (5/12/2020). Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pihak berwenang memulai vaksinasi massal untuk orang-orang berisiko tinggi tertular Covid-19. (Kirill KUDRYAVTSEV/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Vaksin Sputnik V asal Rusia lebih tangguh dalam aktivitas menetralkan virus COVID-19 varian Omicron dibandingkan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, berdasarkan studi yang dilakukan oleh The Gamaleya Center bersama badan investasi negara The Russian Direct Investment Fund (RDIF).

Hasil penelitian itu menunjukkan Sputnik V hanya berkurang tiga hingga tujuh kali dalam aktivitas menetralkan virus Omicron dibandingkan dengan Pfizer-BioNTech, yang berkurang 41 kali, dan Moderna 49-84 kali.

“Sejauh ini, Sputnik V menunjukkan hasil terbaik dalam menetralisasi virus Omicron jika dibandingkan dengan vaksin lain,” kata Presiden Direktur RDIF Kirill Dmitriev dalam konferensi pers yang disiarkan secara virtual dari Rusia, Jumat (17/11) malam, sebagaimana diwartakan Antara, dikutip pada Minggu (19/12/2021).

Penelitian itu menggunakan serum dengan periode lebih dari enam bulan setelah vaksinasi sebagai indikator perlindungan Sputnik V yang lebih lama dibandingkan dengan periode vaksin lain yang lebih singkat, yakni Pfizer-BioNTech 12-27 hari dan Moderna 28 hari.

Selain itu, Sputnik V memunculkan respons sel T yang kuat dan tahan lama, dan karena 80 persen epitop dalam lonjakan protein tidak terpengaruh oleh mutasi pada varian Omicron.

Karena itu, Sputnik V diharapkan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit parah yang disebabkan Omicron.

 


Kekebalan Sel T Sputnik V Tahan Lama

Ilustrasi vaksin COVID-19 Rusia Sputnik-V (AFP)

Kekebalan sel T yang tahan lama dari Sputnik V berkontribusi pada kemanjuran 80 persen terhadap Delta pada bulan ke-6 hingga ke-8 dibandingkan dengan efikasi vaksin mRNA tertentu, yang kurang dari 29 persen yang setelah enam bulan.

Penelitian Swedia di jurnal The Lancet menunjukkan bahwa efikasi vaksin Pfizer dalam melawan varian Delta menurun 47 persen setelah empat bulan, 29 persen setelah enam bulan, dan 23 persen setelah tujuh bulan.

Sementara itu, penelitian baru-baru ini di Amerika Serikat terhadap penduduk kelompok usia 65 tahun juga menunjukkan penurunan dalam efektivitas vaksin mRNA dalam melawan varian Delta setelah bulan ke-4 dan kembali menurun 20 persen setelah bulan ke-5 dan ke-7.

“Hasil ini membawa kabar gembira untuk dunia bahwa Sputnik V dapat berkontribusi dalam melawan varian Omicron,” ujar Dmitriev.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya