Liputan6.com, Jakarta - Adalah Shauna Rae, wanita berusia 22 tahun yang bercerita tentang perjuangannya setelah mengidap penyakit langka. Kondisi tidak biasa ini membuatnya terjebak dalam tubuh bocah delapan tahun seumur hidup.
Mengutip The Sun, Sabtu, 18 Desember 2021, perempuan asal Amerika Serikat (AS) ini menderita kanker otak langka ketika baru berusia enam bulan. Pengobatan berupa kemoterapi menghambat pertumbuhannya.
Tubuh Rae sekarang tercatat setinggi sekitar 94 sentimeter, yang mana itu merupakan tinggi rata-rata seorang bocah delapan tahun. Dalam film dokumenter TLC-nya I am Shauna Rae, ia mengungkap kesulitan terkait penampilan mudanya.
Baca Juga
Advertisement
Ini termasuk sulit berkencan dan pergi ke bar, karena semua orang mengira ia masih kecil. Dalam trailer, Rae memperkenalkan dirinya dengan mengatakan, "Jika melihat saya, Anda akan berpikir saya hanya seorang gadis kecil yang normal, melakukan hal-hal normal yang menyenangkan untuk gadis kecil."
Ia menambahkan, "Tapi sebenarnya saya bukan gadis kecil. Saya seorang wanita, seorang wanita berusia 22 tahun yang terjebak dalam tubuh seorang anak berusia delapan tahun."
Rekaman yang akan tayang perdana pada 11 Januari 2022 itu menunjukkan Rae menghadapi masalah dalam melakukan hal-hal normal yang dilakukan wanita berusia 22 tahun dalam kehidupan sehari-hari. Penonton salah satunya akan melihat Rae ditolak masuk ke bar ketika bartender berkata "kami tidak mengizinkan anak-anak."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apa yang Terjadi Setelah Menjalani Kemoterapi?
Rae juga ditanya berapa usianya saat mencoba membuat tato. Ia bahkan ditanyai tentang usianya ketika mencoba mendaftar untuk jadi anggota sebuah pusat kebugaran.
Ibu Rae, Patricia Schrankel, juga berbicara di film dokumenter tentang saat memilukan ketika putrinya menderita kanker otak saat bayi. "Shauna berusia enam bulan ketika kami mengetahui ia menderita kanker otak," kata Patty, sapaan akrabnya.
"Saya merasa, saya pikir hampir bersalah, bahwa ia harus melalui ini selama sisa hidupnya, jadi yang bisa saya lakukan hanyalah melindunginya" tambah Patty.
Rae menjelaskan apa yang terjadi setelah menjalani kemoterapi, dan bagaimana hal ini memengaruhi pertumbuhannya. "Kelenjar pituitari saya hampir tidak aktif karena kemoterapi. Dokter mengatakan saya selesai tumbuh. Tulang saya menyatu, dan tinggi saya 3 kaki dan 10 inci" katanya.
Ia bercerita dirinya masih lajang, dan cenderung menarik jenis pria yang salah. "Saya menarik orang-orang berengsek dan idiot. Menakutkan untuk menempatkan diri saya di luar sana, tapi Anda harus mengambil risiko untuk mendapatkan kebahagiaan" tutur Rae.
Advertisement
Jadi Lebih Mandiri
Film dokumenter itu juga menunjukkan Rae menjalani kencan buta dengan seorang pria yang mengatakan bahwa ia pikir ia sedang "punk" ketika memperkenalkan dirinya.
Rae mengatakan, ia ingin jadi lebih mandiri dan terlihat dewasa. "Saya tidak bisa pergi ke mana pun tanpa membuat orang-orang bertanya," tuturnya.
Saat bersiap-siap untuk meninggalkan rumah, ayah tirinya, Mark, bertanya, "Dengan siapa kamu akan pergi ke bar? Siapa yang mengemudi? Kapan kamu akan kembali?"
Ibunya Patty berkata, "Saya tidak tahu apakah saya siap untuk melepaskannya, tapi ia harus dilepaskan."
"Saya sedang mengusahakan kemandirian saya," kata Rae. Di dalam video, ia juga tampak mengambil bagian dalam acara sosial yang normal untuk orang-orang seusianya seperti pole fitness.
Infografis 12 Cara Sehat Hadapi Stres Era Pandemi COVID-19
Advertisement