Citizen6, Tulungagung: Boomingnya kata 'galau' dikalangan remaja masa kini, membuat semua hal dikaitkan dengan galau. Kata yang berawal dari sosial media Twitter ini, meluas bukan hanya bagi ABG di perkotaan, namun juga di daerah perkampungan. Galau, identik dengan perasaan kalut, kacau, dan tidak enak hati. Meskipun artinya menunjukkan rasa tidak nyamanan, namun dalam setiap konteks percakapan kata ini sering digunakan. Memang pada awalnya kata ini adalah kata yang digunakan jaman dahulu, namun seiring perubahan jaman, sepertinya gaya oldies kembali menjadi tren. Tak heran, semua pengusaha barang dan jasa menggunakan kata ini untuk produk mereka.
Salah satu 'usaha galau' yang sedang tren di Tulungagung sekarang ini, adalah "Sepeda Galau". Sepeda galau ini merupakan sepeda dengan 2-4 jok pada tempat duduknya. Sepeda ini hanya memiliki 4 roda dan atap namun tidak berpintu, sepintas hampir seperti gerobak. Namun masing-masing tempat duduk dilengkapi dengan pedal untuk menggenjot terletak dibawah jok.
Sepeda galau ini menjadi tren bagi kalangan anak muda Tulungagung. Selain karena harga sewa yang murah, cukup dengan Rp 15 ribu perjam, sepeda ini mampu menampung beberapa orang dalam sekali angkut. Lalu tempat penyewaannya yang berada ditengah Kota Tulungagung tepatnya didaerah Pasar Sore Lama, mudah dijangkau sehingga membuat sepeda ini selalu laris disewa khusunya pada malam hari.
Rute sepeda galau ini pun tergantung dari penyewanya, mereka boleh kemanapun dengan batasan waktu satu jam. Sebagai jaminan, para penyewanya perlu menyerahkan KTP. Sepeda galau memang memberikan rezeki baru bagi sebagian warga Tulungagung, penyewaan sepeda ini diperkirakan mampu menghasilkan uang hingga Rp 150 ribu perharinya.
Namun disisi lain, sepeda galau bisa menyebabkan kemacetan dikota. Hal ini dikarenakan rute yang dilewati oleh para penyewa tidak dibatasi, sehingga mereka dengan bebas lalu lalang disepanjang jalanan. Entah itu kawasan perkampungan, ataupun kawasan kota. Kemacetan ini disebabkan pula oleh bodi dari sepeda galau yang lebar sehingga terjadi penyempitan jalan. Hal ini membuat risih pengguna jalan lain, karena perjalanan mereka menjadi terhambat oleh banyaknya sepeda yang 'menggalau' dijalan. (Rizky Johanuari Putri/YSH)
Salah satu 'usaha galau' yang sedang tren di Tulungagung sekarang ini, adalah "Sepeda Galau". Sepeda galau ini merupakan sepeda dengan 2-4 jok pada tempat duduknya. Sepeda ini hanya memiliki 4 roda dan atap namun tidak berpintu, sepintas hampir seperti gerobak. Namun masing-masing tempat duduk dilengkapi dengan pedal untuk menggenjot terletak dibawah jok.
Sepeda galau ini menjadi tren bagi kalangan anak muda Tulungagung. Selain karena harga sewa yang murah, cukup dengan Rp 15 ribu perjam, sepeda ini mampu menampung beberapa orang dalam sekali angkut. Lalu tempat penyewaannya yang berada ditengah Kota Tulungagung tepatnya didaerah Pasar Sore Lama, mudah dijangkau sehingga membuat sepeda ini selalu laris disewa khusunya pada malam hari.
Rute sepeda galau ini pun tergantung dari penyewanya, mereka boleh kemanapun dengan batasan waktu satu jam. Sebagai jaminan, para penyewanya perlu menyerahkan KTP. Sepeda galau memang memberikan rezeki baru bagi sebagian warga Tulungagung, penyewaan sepeda ini diperkirakan mampu menghasilkan uang hingga Rp 150 ribu perharinya.
Namun disisi lain, sepeda galau bisa menyebabkan kemacetan dikota. Hal ini dikarenakan rute yang dilewati oleh para penyewa tidak dibatasi, sehingga mereka dengan bebas lalu lalang disepanjang jalanan. Entah itu kawasan perkampungan, ataupun kawasan kota. Kemacetan ini disebabkan pula oleh bodi dari sepeda galau yang lebar sehingga terjadi penyempitan jalan. Hal ini membuat risih pengguna jalan lain, karena perjalanan mereka menjadi terhambat oleh banyaknya sepeda yang 'menggalau' dijalan. (Rizky Johanuari Putri/YSH)