Tahun 2013 perdagangan dunia mulai mengalami akselerasi. Hal ini mendorong konsumsi bahan bakar minyak. Pihak yang diuntungkan dari tingginya permintaan ini tentu saja para pemasok bahan bakar, salah satunya Aegean Marine Petroleum Network Inc.
Sementara itu di lain pihak, ada beberapa yang merugi. Operator kapal yang bergerak pada kegiatan pengiriman adalah salah satu yang justru keuntungannya menurun karena akselerasi perdagangan bebas ini.
Perdagangan dunia menuntut pengiriman dengan kapasitas ekstra dan frekuensi pelayaran yang tinggi, sehingga meningkatkan permintaan akan bunker. Padahal harga bahan bakar bunker saat ini sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Menurut JBC Energy GmbH, sebuah perusahaan riset yang bermarkas di Wina, permintaan akan bahan bakar bunker naik 2,2 persen menjadi 3.370.000 barel per hari. McQuilling Services LLC, seorang konsultan industri yang berbasis di Garden City, New York menyebut tingginya permintaan akan bunker mendorong kenaikan harga yang tertinggi sepanjang waktu, yakni sebesar US$ 690 per metrik ton. Harga rata-rata bunker di Singapura -sebagai pelabuhan pengisian bahan bakar terbesar- tahun lalu saja mencapai US$ 664,10 per ton.
IMF menyebutkan bahwa perdagangan dunia tahun ini tumbuh 4,5 persen, dibanding tahun lalu yang hanya 3,2 persen. Dengan harga bahan bakar yang tinggi, otomatis banyak operator pengiriman harus merogoh kocek lebih dalam.
Bloomberg menyebutkan Aegean Marine (ANW) memperoleh keuntungan 81 persen atau sebesar US$ 48.500.000 tahun ini. Sementara itu saham Athena, pemilik 67 kapal dan tongkang pengisian bahan bakar naik 28 persen, menjadi US$ 5,22 per 28 Desember. Saham ini diprediksikan masih akan mengalami kenaikan dalam 12 bulan ke depan, menjadi US$9,13.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (2/1/2103) permintaan bahan bakar bunker yang tinggi membuat Aegean Marine meraup banyak keuntungan. Sahamnya pun melonjak 75 persen selama 12 bulan.
Data Clarkson Plc (CKN), broker pengiriman terbesar, menunjukkan permintaan pengiriman tahun ini adalah yang terbesar, naik lebih dari 5 persen. Tingginya permintaan mendorong kapal-kapal berlayar lebih cepat dan lebih sering. Tentu saja ini mendorong tingginya konsumsi bahan bakar, kata Erik Nikolai Stavseth, seorang analis di Arktik Securities ASA di Oslo.
"Jika kecepatan perdagangan dunia meningkat, kapal-kapal akan berlayar lebih sering, sementara itu harga bahan bakar naik, menjadikan beban operasionalnya naik, maka pihak yang paling dirugikan adalah para pemilik kapal," kata Simon Newman, kepala penelitian tanker ICAP International Shipping Ltd. yang berbasis di London.
The Round Table of International Shipping Associations memperkirakan sekitar 90 persen dari perdagangan dunia terjadi melalui laut. Menurut London Clarkson perdagangan laut akan naik 4,3 persen menjadi 9,8 miliar ton di tahun 2013 ini. Sementara itu harga minyak mentah kargo akan naik 3,3 persen. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan keuntungan pada perdagangan batubara dan bijih besi sebesar 4 persen.
Kapal-kapal Lama
Percepatan perdagangan juga memaksa operator untuk kembali mengoperasikan kapal-kapal lama. Clarkson memperkirakan sebanyak 45,9 juta ton kapasitas muatan akan dibongkar tahun ini, dibanding sebelumnya yang mencapai 59,3 juta ton di tahun 2012.
Bursa Baltik yang menerbitkan harga di 61 ruter maritim memperkirakan pengiriman muatan kering massal tahun ini adalah yang terendah sejak 1986. Sementara itu penghasilan kapal pengangkut minyak dan enam jenis kontainer lain adalah yang terkecil sejak 2009.
Mitsui O.S.K. Lines Ltd, pemilik kapal dagang terbesar dunia yang berbasis di Tokyo, mengatakan ada kerugian sekitar 5 miliar yen pada periode ini akibat kenaikan harga bahan bakar. Hal serupa terjadi padaAP Moeller-Maersk (MAERSKB), pemilik armada terbesar dari kapal kontainer. MAERSKB juga mengalami kerugian. Kenaikan harga bunker US$ 100/ton mengurangi keuntungan sekitar US$ 100 juta.
Menurut Arctic Secuerities, kapal tanker dapat membakar 95 ton bahan bakar per hari, sementara Capesize hanya menggunakan 61 ton saja. Kapal yang berlayar dengan kecepatan rendah dapat menghemat sekitar 40 ton bahan bakar atau sekitar US$ 38.ooo.
Bloomberg melaporkan terjadi over kapasitas pada 86.500 armada kapal, yang bergerak pada 5,94 knot rata-rata bulan lalu, dibandingkan dengan 6,48 knot di tahun sebelumnya. Sementara itu menurut pasar DNB, sebuah operator mentah dapat meraup keuntungan US$ 12.000 per hari dengan kapasitas 2 juta barel minyak, dengan kecepatan 10,5 knot, dan bukan 14,5 knot.
"Industri ini mencoba untuk mengatasi melambungnya harga bahan bakar bunker dengan bounceback ekonomi," kata Antonios Panagiotopoulos, seorang analis minyak produk senior KBC Energy Economics, Inggris.
Lebih lanjut ia mengatakan dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan permintaan pada tahun 2013, kita akan melihat perdagangan antar daerah terus meningkat. (EST/IGW)
Sementara itu di lain pihak, ada beberapa yang merugi. Operator kapal yang bergerak pada kegiatan pengiriman adalah salah satu yang justru keuntungannya menurun karena akselerasi perdagangan bebas ini.
Perdagangan dunia menuntut pengiriman dengan kapasitas ekstra dan frekuensi pelayaran yang tinggi, sehingga meningkatkan permintaan akan bunker. Padahal harga bahan bakar bunker saat ini sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Menurut JBC Energy GmbH, sebuah perusahaan riset yang bermarkas di Wina, permintaan akan bahan bakar bunker naik 2,2 persen menjadi 3.370.000 barel per hari. McQuilling Services LLC, seorang konsultan industri yang berbasis di Garden City, New York menyebut tingginya permintaan akan bunker mendorong kenaikan harga yang tertinggi sepanjang waktu, yakni sebesar US$ 690 per metrik ton. Harga rata-rata bunker di Singapura -sebagai pelabuhan pengisian bahan bakar terbesar- tahun lalu saja mencapai US$ 664,10 per ton.
IMF menyebutkan bahwa perdagangan dunia tahun ini tumbuh 4,5 persen, dibanding tahun lalu yang hanya 3,2 persen. Dengan harga bahan bakar yang tinggi, otomatis banyak operator pengiriman harus merogoh kocek lebih dalam.
Bloomberg menyebutkan Aegean Marine (ANW) memperoleh keuntungan 81 persen atau sebesar US$ 48.500.000 tahun ini. Sementara itu saham Athena, pemilik 67 kapal dan tongkang pengisian bahan bakar naik 28 persen, menjadi US$ 5,22 per 28 Desember. Saham ini diprediksikan masih akan mengalami kenaikan dalam 12 bulan ke depan, menjadi US$9,13.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (2/1/2103) permintaan bahan bakar bunker yang tinggi membuat Aegean Marine meraup banyak keuntungan. Sahamnya pun melonjak 75 persen selama 12 bulan.
Data Clarkson Plc (CKN), broker pengiriman terbesar, menunjukkan permintaan pengiriman tahun ini adalah yang terbesar, naik lebih dari 5 persen. Tingginya permintaan mendorong kapal-kapal berlayar lebih cepat dan lebih sering. Tentu saja ini mendorong tingginya konsumsi bahan bakar, kata Erik Nikolai Stavseth, seorang analis di Arktik Securities ASA di Oslo.
"Jika kecepatan perdagangan dunia meningkat, kapal-kapal akan berlayar lebih sering, sementara itu harga bahan bakar naik, menjadikan beban operasionalnya naik, maka pihak yang paling dirugikan adalah para pemilik kapal," kata Simon Newman, kepala penelitian tanker ICAP International Shipping Ltd. yang berbasis di London.
The Round Table of International Shipping Associations memperkirakan sekitar 90 persen dari perdagangan dunia terjadi melalui laut. Menurut London Clarkson perdagangan laut akan naik 4,3 persen menjadi 9,8 miliar ton di tahun 2013 ini. Sementara itu harga minyak mentah kargo akan naik 3,3 persen. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan keuntungan pada perdagangan batubara dan bijih besi sebesar 4 persen.
Kapal-kapal Lama
Percepatan perdagangan juga memaksa operator untuk kembali mengoperasikan kapal-kapal lama. Clarkson memperkirakan sebanyak 45,9 juta ton kapasitas muatan akan dibongkar tahun ini, dibanding sebelumnya yang mencapai 59,3 juta ton di tahun 2012.
Bursa Baltik yang menerbitkan harga di 61 ruter maritim memperkirakan pengiriman muatan kering massal tahun ini adalah yang terendah sejak 1986. Sementara itu penghasilan kapal pengangkut minyak dan enam jenis kontainer lain adalah yang terkecil sejak 2009.
Mitsui O.S.K. Lines Ltd, pemilik kapal dagang terbesar dunia yang berbasis di Tokyo, mengatakan ada kerugian sekitar 5 miliar yen pada periode ini akibat kenaikan harga bahan bakar. Hal serupa terjadi padaAP Moeller-Maersk (MAERSKB), pemilik armada terbesar dari kapal kontainer. MAERSKB juga mengalami kerugian. Kenaikan harga bunker US$ 100/ton mengurangi keuntungan sekitar US$ 100 juta.
Menurut Arctic Secuerities, kapal tanker dapat membakar 95 ton bahan bakar per hari, sementara Capesize hanya menggunakan 61 ton saja. Kapal yang berlayar dengan kecepatan rendah dapat menghemat sekitar 40 ton bahan bakar atau sekitar US$ 38.ooo.
Bloomberg melaporkan terjadi over kapasitas pada 86.500 armada kapal, yang bergerak pada 5,94 knot rata-rata bulan lalu, dibandingkan dengan 6,48 knot di tahun sebelumnya. Sementara itu menurut pasar DNB, sebuah operator mentah dapat meraup keuntungan US$ 12.000 per hari dengan kapasitas 2 juta barel minyak, dengan kecepatan 10,5 knot, dan bukan 14,5 knot.
"Industri ini mencoba untuk mengatasi melambungnya harga bahan bakar bunker dengan bounceback ekonomi," kata Antonios Panagiotopoulos, seorang analis minyak produk senior KBC Energy Economics, Inggris.
Lebih lanjut ia mengatakan dengan pemulihan ekonomi dan peningkatan permintaan pada tahun 2013, kita akan melihat perdagangan antar daerah terus meningkat. (EST/IGW)