Ketika Eskalator Menjadi Barang Langka

Untuk pertama kalinya, sebuah eskalator digunakan di Pnom Penh, Kamboja. Selain kegembiraan, hal ini juga menimbulkan sedikit kehebohan. Banyak warga yang ingin menaiki.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Jan 2003, 19:56 WIB
Liputan6.com, Phnom Penh: Bagi warga Jakarta naik eskalator atau tangga jalan bukan luar biasa. Tapi tak begitu bagi warga Phnom Penh, Kamboja. Sebab, di negeri tempat bertahta Pangeran Norodom Sihanuk ini eskalator menjadi sesuatu barang asing. Tak heran jika pengoperasian tangga jalan di sebuah pusat perbelanjaan atau mal berlantai lima di ibu kota Kamboja menarik perhatian publik. Tua, muda, dan anak-anak mendatangi mal ini sekadar sejenak untuk mencoba berada di atasnya.

Bagi mereka yang berani, pengalaman pertama ini sangat mengasyikkan. Sedangkan bagi mereka yang takut atau ragu, mal ini menyediakan sejumlah instruktur yang membantu pengunjung menggunakan tangga jalan. Meski demikian, ada pula pengunjung yang berkeras memilih tangga biasa, karena takut jatuh atau terkena setrum eskalator.

Kalau boleh jujur, kehadiran eskalator ini hanya sebuah langkah kecil bagi kebanyakan warga Phnom Penh. Namun hal ini mewakili sebuah lompatan besar bagi Kamboja yang selama ini dikenal sebagai sebuah negara termiskin di Asia.(AWD/Pin)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya