Liputan6.com, Jakarta Stephanie Poetri hadir kembali ke jagat musik. Kali ini ia tampil sebagai bintang tamu dalam karya terbaru Alex Porat, musikus Kanada kelahiran Malaysia. Keduanya berkolaborasi dalam versi terbaru single “miss sick world,” yang dihadirkan dalam EP terbaru Alex Porat yang berjurul serupa.
Kolaborasi ini berawal dengan cara unik. Penyanyi lintas negara ini bertemu lewat media sosial, bahkan menjadi teman dekat.
Tak cuma saling mengagumi karya masing-masing, Alex dan putri penyanyi Titi DJ ini juga memutuskan untuk berkolaborasi.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Merasa Terhubung
Stephanie Poetri mengungkap kesannya bisa berkolaborasi dengan Alex Porat.
"Aku sangat suka dengan lagu-lagu Alex dan kolaborasi ini menampilkan kemampuannya sebagai seorang penulis lagu dan pribadi yang luar biasa dan aku merasa terhubung dengan lirik-lirik di lagu ini," kata dia, dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com baru-baru ini.
Advertisement
Perasaan
Ia menambahkan, "Bait yang aku tulis dan nyanyikan di lagu ini adalah tentang orang-orang di sekitarku yang sering mengatakan bahwa aku memiliki potensi dan aku dapat menjadi seseorang yang hebat. Namun terkadang aku ingin diterima dan dicintai seadanya, bukan sebagai versi diriku di masa depan.”
Lagu yang Personal
Sementara Alex Porat menceritakan bahwa lagu “‘miss sick world’ membahas soal tantangan yang ia hadapi saat tumbuh dewasa.
"Lagu ini adalah lagu yang sangat personal bagiku karena sebelumnya aku menyembunyikan satu sisi diriku dari semua orang. Aku ingin semua orang yang mendengar lagu ini merasa bahwa mereka sedang mendengarkan rahasiaku, seperti seseorang yang sedang mendengarkan pengakuan temannya," ujarnya.
Advertisement
Tak Cuma soal Asmara
Selain masalah asmara khas umur 20-an, dalam EP yang dirilis Oktober lalu, Alex juga membahas isu sosial prasangka rasial dan norma gender.
EP miss sick world sendiri, merupakan salah satu upayanya untuk mengungkap jati dirinya kepada publik, termasuk di industri musik yang masih membutuhkan lebih banyak representasi Asia.