Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini menyampaikan bahwa Omicron telah menginfeksi lebih dari 77 negara di dunia. Para ahli pun menyebutkan bahwa Omicron lebih cepat menular dibandingkan varian yang telah ada sebelumnya.
"Omicron tidak hanya lebih menular dibandingkan varian COVID-19 lainnya, tetapi tampaknya juga lebih kebal terhadap vaksin dan infeksi sebelumnya," ujar profesor kebijakan dan penyakit menular Vanderbilt University School of Medicine, William Schaffner dikutip Health, Senin (20/12/2021).
Advertisement
Terkait dengan dua hal tersebut, para pejabat kesehatan masyarakat di Amerika Serikat pun memperkirakan Omicron akan segera mengalahkan varian Delta untuk menjadi varian yang dominan.
Sejauh ini, strategi seperti menggunakan masker, vaksinasi, dan menjaga jarak memang diketahui dapat memperlambat penularannya. Namun seberapa efektifkah cara tersebut terutama dalam hal penggunaan masker?
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, masker masih efektif untuk mengurangi risiko tertular atau menyebarkan semua varian COVID-19, termasuk varian Omicron.
"Itu karena masker tidak dapat mencegah varian secara spesifik. Tapi, masker bertindak sebagai penghalang, menjebak dan menyaring partikel virus dari udara yang kita hirup," ujar William.
Meski begitu, masker bukanlah penghalang yang sempurna, yang artinya beberapa partikel virus masih bisa lolos meskipun Anda telah menggunakan masker. Kemungkinan untuk partikel tersebut lolos pun mungkin akan lebih besar pada varian Omicron.
"Omicron menghasilkan lebih banyak virus, bahkan lebih daripada Delta. Penelitian terbaru menemukan varian ini menghasilkan 70 kali jumlah virus dibandingkan Delta. Jadi kapasitas masker untuk memutus atau mengurangi transmisi juga berkurang," kata William.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Lalu, apa yang lebih efektif?
Menurut William, kita tidak bisa hanya mengandalkan satu intervensi untuk mencegah penularan varian Omicron. Ada baiknya setiap orang harus melakukan serangkaian hal yakni dengan bantuan vaksinasi.
"Omicron dapat menginfeksi orang yang telah divaksinasi penuh dan mendapatkan booster. Jadi kami tentu tidak ingin ini menjadi penyebar kepada orang lain, bahkan jika gejala yang muncul hanya gejala ringan," kata William.
Hal tersebut juga selaras dengan ungkapan CDC bahwa vaksin tetap menjadi tindakan terbaik untuk melindungi seseorang dari COVID-19. Sambil dilengkapi dengan penggunaan masker terutama di dalam ruangan.
"Jadi meskipun sebelumnya seseorang sudah divaksinasi dua kali atau telah mendapatkan booster, upaya tersebut tetap masih harus dilanjutkan dengan mengenakan masker. Terutama dalam situasi dalam ruangan yang ramai," ujar direktur medis pencegahan infeksi di Seattle Children's Hospital, Danielle Zerr.
Advertisement
Masker yang direkomendasikan
Menurut William, pencegahan apapun lebih baik daripada tidak sama sekali. Namun, masker yang digunakan pun harus memenuhi kriteria tertentu. Berikut kriteria masker dari CDC.
- Memiliki dua atau lebih lapisan kain yang bisa dicuci dan tetap nyaman untuk bernapas
- Pas di sisi wajah sehingga tidak memiliki celah
- Memiliki kawat pada bagian hidung untuk mencegah kebocoran udara
- Tidak boleh memiliki katup atau ventilasi pernapasan, yang memungkinkan partikel virus keluar
"Yang terpenting, masker harus menutupi mulut dan hidung Anda. Kita dapat melepaskan virus, dan dengan demikian menyebarkan virus, hanya dengan bernapas melalui hidung," kata William.
"Bahkan bernapas masuk dan keluar dapat mencemari udara di sekitar kita hingga tiga kaki atau bahkan sedikit lebih jauh," tambahnya.
Infografis
Advertisement