Liputan6.com, Surabaya - Anggota Komisi B DPRD Surabaya Alfian Limar meminta Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS) berbenah dan memperbaiki diri usai kematian anak gajah bernama Dumbo.
"Kami sangat menyesalkan ada satwa yang menjadi korban lagi di KBS mengingat sudah pernah terjadi terhadap satwa yang harusnya dilindungi," katanya, Senin (20/12/2021), dikutip dari Antara.
Advertisement
Di tengah sorotan kinerja yang tidak profesional, hendaknya manajemen PDTS KBS segera berbenah dan memperbaiki diri.
Alfian mengatakan, kematian anak gajah ditengarai akibat kelalaian manajemen KBS. Hal ini dikarenakan ada informasi Dumbo sejak sakit hingga mati, pihak manajemen tidak berkoordimasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim.
"Kami akan memanggil manajemen PDTS KBS supaya fakta kematian Dumbo terbuka lebar. Kalau terbukti lalai sudah selayaknya mendapatkan sanksi, supaya menjadi pelajaran agar tidak terulang lagi," ujar politikus PSI ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tunggu Autopsi
Dirut PDTS KBS Khoirul Anwar membenarkan kematian anak gajah di KBS itu. Hanya saja, Khoirul enggan menjelaskan alasan anak gajah tersebut mati.
"Tepatnya kita tunggu hasil autopsi dan laboratorium. Nanti kita rillis," kata Dirut PDTS KBS Khoirul Anwar singkat.
Dumbo merupakan gajah Sumatera berjenis kelamin jantan yang dilahirkan pada 22 Juli 2019. Dumbo lahir secara normal dengan berat badan 122 kilogram, tinggi badan 88 centimeter, dan lingkar dada 118 centimeter.
Menteri Sosial Tri Rismaharini yang saat itu menjabat Wali Kota Surabaya, bersama cucunya, melihat gajah mungil yang masih berusia tujuh hari itu. Nama Dumbo diberikan Gwen, cucu Risma. Dumbo merupakan hasil perkawinan dari indukan gajah betina, yang bernama Lembang dan induk jantan yang bernama Doa.
Advertisement