Liputan6.com, Jakarta - Boeing, perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat, mengumumkan desain engineering 3D untuk pesawatnya.
Dalam pengerjaannya, mekanik Boeing di seluruh dunia akan terhubung dengan headset HoloLens besutan Microsoft Corp. Headset HoloLons ini berharga USD 3.500 atau setara Rp 50,3 juta.
Advertisement
Mengutip Reuters, Senin (20/12/2021), ini adalah upaya strategis baru Boeing untuk proyek ambisiusnya menyatukan operasi desain, produksi, dan layanan penerbangan di bawah ekosistem digital. Boeing menargetkan pesawat di dunia metaverse itu tercipta dalam dua tahun mendatang.
Kritikus mengatakan, Boeing telah berulang kali membuat janji serupa dalam hal revolusi digital.
Sementara, orang dalam perusahaan yang tak disebut namanya menyebut, tujuan menyeluruh perusahaan dalam proyek digital ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan keselamatan. Apalagi, perusahaan aerospace kini tengah berjuang melawan berbagai ancaman.
Seperti kata orang dalam tersebut, pembangunan pesawat digital ini salah satunya bertujuan untuk mencegah masalah manufaktur di masa depan. Misalnya catat struktural, seperti yang terjadi pada proyek 787 Dreamliner-nya sepanjang setahun belakangan.
Memasuki 2022, yakni setelah krisis akibat pesawat ciptaannya, Boeing 737 Max, Boeing berupaya untuk menegakkan dominasinya di bidang engineering.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Telan Biaya USD 15 Miliar
Salah satunya dengan meletakkan program pesawat masa depan, dengan biaya USD 15 miliar. "Ini adalah tentang memperkuat engineering. Kami bicara tentang mengubah cara kami bekerja, di seluruh lini perusahaan," kata Chief Engineering Boeing Greg Hyslop.
Di sisi lain, kompetisi di industri manufaktur pesawat makin ketat. CEO Airbus, Guillaume Faury, yang sebelumnya adalah kepala riset di perusahaan automobile telah berkomitmen untuk menerapkan sistem produksi berbasis kekuatan data. Tujuannya adalah mengoptimasi sistem industrial Airbus, pesaing Boeing.
Dengan berubahnya Facebook Inc menjadi Meta dan fokus pada metaverse, kini Meta tidak lagi sekedar perusahaan media sosial. Meta punya visi baru yakni mengembangkan dunia metaverse, memindahkan aktivitas di dunia nyata ke dunia maya secara imersif.
Lantas bagaimana hal ini bisa meningkatkan bidang penerbangan?
Laporan Reuters menyebut, seperti Airbus, Boeing ingin agar pesawat berikutnya memadukan replika gambar 3D prototipe jet digital ke dalam proses perakitan dan produksi.
Penerapan dari prototipe 3D ke proses perakitan dan produksi dinilai sangat berguna bagi para engineer di jalur perakitan dan bagi para eksekutif dalam mengambil keputusan yang strategis.
Advertisement
Jadi Maket Digital Pesawat Boeing
Maket digital ini nantinya dinilai mampu menyatukan tiap informasi tentang pesawat, dari mulai pembangunan, persyarakatan maskapai, jutaan suku cadang, hingga ribuan halaman dokumen sertifikasi, dan rantai pasokannya.
Bos Engineering Boeing Greg Hyslop mengatakan, berdasarkan penelusuran, lebih dari 70 persen masalah kualitas Boeing ada di desain. Boeing pun meyakini, dengan pengembangan pesawat digital, nantinya perusahaan bisa membawa pesawat baru ke pasaran dalam empat atau lima tahun mendatang.
"Anda akan mendapatkan kecepatan dan Anda akan mendapatkan peningkatan kualitas komunikasi yang lebih baik jika ada masalah," kata Hyslop.
"Ketika kualitas dari basis pasokan lebih baik, ketika pembuatan pesawat berjalan lebih lancar, ketika Anda meminimalkan pengerjaan ulang, kinerja keuangan akan mengikuti," tuturnya.
(Tin/Ysl)
Infografis Tentang Pesawat
Advertisement