Liputan6.com, Seoul - Kontroversi mengenai distorsi sejarah yang saat ini sedang menerpa drama Korea Snowdrop, berakibat fatal. Diwartakan Allkpop, Senin (20/12/2021), salah satu dari tiga sponsor utama drama JTBC ini membatalkan kerja samanya.
Perusahaan yang mengumumkan pembatalan sponsorship ini adalah P&J Group.
Dalam pernyataannya, perwakilan perusahaan menyatakan tak tahu detail mengenai drakor ini. Mereka tertarik bergabung, salah satunya karena nama Jisoo Blackpink dan Jung Hae In yang dipasang sebagai bintang utama.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tanpa Tahu Plot
"Kami berinvestasi tanpa mengetahui detail plot, dan berpikir bahwa ini akan memiliki efek periklanan yang bagus. Aku tidak berpikir sebaiknya menginvestigasi lebih jauh, setelah pihak drama memastikan bahwa adegan yang bermasalah akan dihapus untuk lulus dalam standar penyiaran," kata pihak P&J.
Advertisement
Mulai Episode Ketiga
Setelah episode perdana dan kedua tayang, pihak perusahaan akhirnya mendengar isu ini.
"Setelah mengetahui tentang isu ini, kami sekarang meminta agar sponsor dari kami dicabut, dan mereka mengonfirmasi tidak akan menyertakan nama kami dimulai dari episode ketiga," kata dia.
Petisi
Seperti diketahui, setelah penayangan dua episode perdana, Snowdrop kembali menuai petisi dari pemirsa. Drama Korea ini dianggap telah mendistorsi sejarah. Poin yang dipermasalahkan antara lain romantisasi mata-mata hingga penyematan lagu bernilai sejarah, yang dianggap tak layak. Penokohan National Security Planning (NSP) dalam drama ini juga dipertanyakan.
Aslinya, pada tahun 1987 banyak warga tak berdosa yang disiksa rezim saat itu, karena secara keliru dianggap sebagai mata-mata.
Advertisement
Sudah Pernah Diprotes via Petisi
Ini bukan petisi pertama yang dihadapi Snowdrop. Sebelum drama ini tayang, beredar sinopsisnya di media sosial, dan tak sedikit yang menuduh drakor ini bakal memelintir sejarah. Pihak JTBC maupun tim drama berkali-kali membantahnya, termasuk anggapan meromantisasi mata-mata dan agen NSP.
"Dalam latar ini, seorang mata-mata Korea Utara dan seorang agen NSP yang mengejar sang mata-mata hadir sebagai para karakter utama. Mereka bukan karakter yang mewakili organisasi atau badan pemerintah yang terkait. Mereka adalah karakter yang menekankan sudut pandang kritis atas NSP, yang secara aktif mendukung niat jahat yang ingin mempertahankan kekuatan partai pemegang kekuasaan," tutur JTBC Maret lalu.