Garuda Indonesia Bisa Hemat Duit Sebesar Ini Usai Pangkas 2.491 Pegawai

PT Garuda Indonesia (Persero) tercatat sudah mengurangi jumlah karyawan sebanyak 39,56 persen

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Des 2021, 14:00 WIB
Seragam Pramugari Garuda Indonesia rancangan Anne Avantie (Dok. Anne Avantie)

Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) tercatat sudah mengurangi jumlah karyawan sebanyak 39,56 persen sejak periode Januari 2020 sampai November 2021.

Adapun dari total 7.891 pegawai, saat ini menjadi 5.400 pegawai. Artinya lebih dari 2.491 karyawan telah dipangkas oleh manajemen maskapai pelat merah ini.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, pengurangan ini dilakukan dalam rangka efesiensi serta mengurangi beban maskapai yang kini tengah terlilit utang.

"Kami melakukan itu dengan cara santun, dengan menekan jumlah pegawai tapi tentu saja taat terhadap peraturan yang ada di negara ini sambil tetap memiliki empati terhadap para karyawan," ujar Irfan dalam konferensi pers, Senin (20/12/2021).

Dengan pemangkasan itu, jumlah biaya karyawan juga berkurang. Dia memaparkan, dari yang biasanya Garuda Indonesia mengeluarkan biaya USD 16 Juta per bulan, menjadi USD 6 juta per bulan.

"Kita tidak bisa main lakukan pemotongan seperti yang dilakukan banyak perusahaan. Kami memilih untuk melakukan pendekatan persuasif dan mengajak karyawan terlibat. Itu kenapa cost bisa turun," ucap dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Potong Gaji

Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain pemangkasan karyawan, Garuda Indonesia juga memotong semua gaji para karyawan. Tidak hanya, karyawan level bawah, tetapi direksi juga mendapatkan pemotongan gaji.

Begitu juga, para pilot. Mereka mendapatkan jam terbang secara bergilir. Sehingga para pilot tidak akan mendapatkan pembayaran jika tidak melakukan penerbangan.

"Ini kembali lagi berdasarkan kesepakatan bersama yang terbaik demi kepentingan perusahaan dan pegawai. Kita sebaiknya tidak menggunakan ini sebagai alasan melakukan upaya bumi hangus terhadap karyawan," pungkas Irfan.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya