Tiba di Rumah Duka, Jenazah Frans Lebu Raya Disambut Isak Tangis Keluarga

Selama masa kepemimpinannya, Frans Lebu Raya dinilai sudah banyak membangun NTT.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Des 2021, 17:49 WIB
Mantan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya menangis saat acara perpisahan (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta Kedatangan jenazah mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya di rumah duka, disambut isak tangis keluarga, Senin (20/12/2021). 

Peti jenazah Frans Lebu Raya langsung dipikul oleh sejumlah satuan polisi pamong praja yang sudah bersiap di depan rumah duka di jalan Thamrin, Kelurahan Kayu Putih Kota Kupang.

Sebelumnya jenazah tokoh PDI Perjuangan NTT itu tiba di bandara El Tari pukul 13.00 WITA, setelah diberangkatkan dari Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali pada pukul 11:35 WITA.

Jenazah suami dari Adinda Lusi Lebu Raya itu sempat disemayamkan selama 30 menit di Kantor DPD PDIP NTT yang beralamat di Jalan Piet A Tallo, Kelurahan Oesapa Selatan.

Ketua DPD PDI Perjuangan Emilia Nomleni mengatakan bahwa masyarakat NTT tentu saja merasa kehilangan seorang tokoh yang selama masa kepemimpinannya sudah banyak membangun NTT.

"Tak hanya masyarakat NTT, keluarga besar PDI Perjuangan juga merasa kehilangan seorang tokoh partai yang sangat hebat," tambah dia yang dilansir dari Antara


Megawati dan Kader PDIP Berduka

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, kader dan ketua umumnya Megawati Soekarnoputri berduka atas meninggalnya mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.

"Begitu mendapat kabar itu, saya langsung melaporkan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri. Beliau menyampaikan duka cita yang mendalam, mendoakan semoga Pak Frans Lebu Raya dilancarkan jalannya dan mendapat tempat terbaik di surga," kata dia, Minggu, 19 Desember 2021.

Menurut Hasto, Megawati memberikan arahan agar seluruh kader PDIP dapat memberikan penghormatan terbaik kepada Almarhum Frans Lebu Raya.

"Dalam rekam jejak sejarah partai, Pak Frans sosok yang teguh pada prinsip, pejuang partai dan dimasa sulit ketika mendapat tekanan pemerintahan otoriter Orde Baru, Pak Frans sangat loyal pada Bung Karno, Ibu Megawati, dan PDI Perjuangan. Seluruh anggota dan kader partai meneladani perjuangan beliau dengan memberi penghormatan terakhir sesuai protokol partai," ungkap dia.

Secara pribadi, kata Hasto, sejak Kongres PDIP 2005, 2010, dan 2015, almarhum Frans selalu dipercaya oleh utusan Kongres sebagai Pimpinan Sidang Sementara Kongres.

"Pak Frans juga yang dihadapan peserta kongres memimpin upacara pengucapan Janji Jabatan Ketua Umum terpilih secara aklamasi, Ibu Megawati Soekarnoputri," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya