YAICI Minta Dinkes Turun Tangan Atasi Kasus Gizi Buruk Konsumsi Susu Kaleng

Arif mengatakan, penanganan balita Wahyu perlu pendampingan keluarga untuk memastikan kecukupan gizi anak-anaknya juga harus dilakukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2021, 09:16 WIB
Ilustrasi Stunting. Foto: Ade Nasihudin Liputan6.com (9/11/2020).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat meminta dinas kesehatan menaruh perhatian pada kasus gizi buruk pada anak.

“Kami berharap dinas kesehatan setempat dapat segera melakukan tindakan, pemeriksaan kondisi kesehatan, dan pemberian makanan tambahan bila diperlukan,” jelas Arif dalam keterangan tertulis, Senin (20/12/2021).

Diberitakan, Wahyu Hidayat, balita 5 tahun warga Desa Teluk Kecapi, Ogan Ilir, beberapa waktu lalu ditemukan dalam kondisi gizi buruk. Orangtua Wahyu mengatakan sejak kecil putra kelimanya ini terpaksa diberi susu kental manis, mengingat penghasilan suaminya yang pas-pasan.

Arif mengatakan, penanganan balita Wahyu perlu  pendampingan keluarga untuk memastikan kecukupan gizi anak-anaknya juga harus dilakukan.

“Yang harus diputus adalah akarnya, bagaimana agar keluarga ini dapat asupan makanan yang lebih bergizi. Seperti pengakuan orangtuanya bahwa Wahyu telah mengkonsumsi susu kental manis sejak kecil, ini mengkhawatirkan,” papar Arif.

YAICI telah merilis hasil penelitian terbaru mengenai pola konsumsi susu kental manis oleh keluarga. Penelitian yang dilakukan pada 2021 ini meneliti konsumsi susu kental manis oleh ibu hamil yang memiliki balita.

Hasilnya, 71% ibu mengonsumsi susu kental manis sebagai asupan gizi selama hamil. Sebanyak 60,6% ibu mengkonsumsi SKM sebanyak 3-6 takaran sendok per sajian.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Anggap Kental Manis Susu

Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Chairunnisa, mitra YAICI dalam melaksanakan penelitian mengatakan, pihaknya akan terus melakukan edukasi gizi khususnya mengenai penggunaan SKM.

“Kami meneliti risiko kejadian stunting, ternyata ada potensi kejadian stunting pada anak yang mengonsumsi susu kental manis. Kami juga melakukan penelitian terhadap konsumsi susu kental manis oleh ibu hamil dengan balita, ternyata hasil penelitian banyak sekali ibu-ibu yang mengatakan dan mengonsumsi susu kental manis ini sebagai susu," ujarnya.

Kondisi ini menjadi bukti bahwa literasi gizi dan konsumsi susu kental manis pada balita ini perlu menjadi concern bersama.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya