6 Karya Warisan Budaya Takbenda Indonesia Asal Kalimantan Barat (Bagian 2)

Simak karya budaya dari Kalimantan Barat berikut ini yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021.

oleh Putu Elmira diperbarui 22 Des 2021, 09:01 WIB
Jerok Daun Getah Ketungau Tesaek Sekadau. (dok. warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Kalimantan Barat juga hadir dengan berbagai keberagaman. Pada bagian kedua ini akan merangkum enam karya budaya lainnya yang tak kalah menarik untuk disimak.

Apa saja keenam karya budaya dari Kalimantan Barat yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021? Intip selengkapnya berikut ini seperti dikutip dari laman Warisan Budaya Kemdikbud, Senin (20/12/2021).

1. Jerok (Jerok Daun Getah Ketungau Tesaek Sekadau)

Jerok Daun Getah Ketungau Tesaek ini berasal dari suku Dayak Ketungau Tesaek. Ini adalah kuliner yang masih bertahan hingga saat ini, diolah menjadi makanan untuk dikonsumsi pribadi bersama keluarga maupun diacara pesta.

Jerok Daun Getah Ketungau Tesaek adalah suatu panganan yang berbahan dasar daun karet (Hevea brasiliensis) atau biasa disebut penduduk lokal dengan daun getah. Bagi masyarakat setempat bahan dasar panganan ini sangat mudah didapat karena sebagian besar masyarakat suku Dayak Ketungau Tesaek memiliki kebun karet sebagai sumber mata pencaharian mereka.

2. Antar Ajong

Ajung atau ajong oleh masyarakat Sambas kini dipahami sebagai miniatur kapal layar. Saat ini ajung digunakan untuk melarung tanaman ke laut dalam upacara antar-ajung atau antar-ajong, yakni upacara selamatan sebelum menyemai padi.

Antar Ajung dilakukan pada bulan Jumadil Awal, pada kalender Hijriah atau pada Juni, penanggalan masehi. Biasanya, bulan itu musim hujan mulai datang. Tujuan lainnya, menyatukan musim tanam. Bila menanam secara bersama, hama padi akan berkurang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


3. Kelepai Dayak Kerabat Sekadau

Kelepai Dayak Kerabat Sekadau (dok. warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Kelepai Dayak Kerabat Sekadau terdapat di Desa Tapang Perodah, Kec. Sekadau Hulu, Kab. Sekadau, Kalimantan Barat. Kelepai ini diperkirakan sudah ratusan tahun adanya sejak zaman nenek moyang orang Dayak Kerabat.

Kelepai berbentuk seperti tas selempang yang terbuat dari kulit kayu sebagai bahan utamanya. Tas ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan yang akan digunakan untuk dibawa berburu kehutan.

Pada bagian atas Kelepai terdapat ukiran yang bernama Sika yang berfungsi sebagai penunjuk arah. Ukiran tersebut berbentuk persegi lima yang menyerupai bentuk bintang.

4. Jappin Lambut

Jappin Lambut adalah salah satu bentuk tarian oleh masyarakat Melayu di Kabupaten Sambas. Pada awalnya tarian ini hanya dilakukan oleh dua laki-laki dewasa, namun dalam perkembangannya kaum perempuan dapat menarikan jappin lambut ini.

Lirik lagu boleh dalam bahsa Arab ataupun dalam bahasa Indonesia. Pada umumnya irama yang dimainkan bernuansa padang pasir. Lirik lagunya dibawakan oleh pelantun lagu atau solis pria atau penari gambus. Alat musik Jappin lambut terdiri dari satu buah gambus, tiga buah ketipung, satu rebana.

 

5. Tubuk Masam dan Tubuk Jemui Ketungau Tesaek Sekadau

Tubuk Masam dan Tubuk Jemui Ketungau Tesaek Sekadau (dok. warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Tubuk masam dan Tubuk Jemui Ketungau Tesaek ini berasal dari suku Dayak Ketungau Tesaek yang masih bertahan hingga saat ini diolah menjadi makanan untuk dikonsumsi pribadi bersama keluarga maupun diacara pesta. Ini adalah panganan yang berbahan dasar rebung atau tubuk bahasa setempat.

6. Sungkui Dayak Taman Sekado

Sungkui adalah sajian tradisional khas Suku Dayak Taman Sekado. Sajian ini berbahan dasar beras Jomak dari padi ladang yang baru di panen yang terdapat di Desa Sungai Lawak, Kec. Nanga Taman, Kabupaten Sekadau.

Beras Jomak adalah beras dari padi ladang yang baru dipanen yang digongseng dengan kuali besi sampai kering hingga menimbulkan aroma wangi, didinginkan dan dijemur lalu ditumbuk agar kulitnya terkupas sampai proses menjadi beras. Sedangkan daun pembungkus dan masak Pansuh (Masak Bambu) menandakan jika orang Dayak sangat dekat dengan alam, karena makanan minuman disediakan oleh Alam.

 

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO

Infografis: Warisan Budaya Indonesia yang Sudah Diakui UNESCO

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya