7 Pernyataan Yahya Cholil Staquf soal Dirinya yang Akan Maju Jadi Calon Ketua PBNU

Yahya Cholil Staquf yakin bisa menjadi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam muktamar ke-34 NU yang bakal diadakan di Lampung pada Rabu, 22 Desember 2021.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 20 Des 2021, 18:02 WIB
Khatib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf bersiap dilantik sebagai anggota Wantimpres RI di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/5). Yahya Cholil diangkat menjadi anggota Wantimpres menggantikan almarhum KH Hasyim Muzadi yang wafat. (liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Yahya Cholil Staquf yakin bisa menjadi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam muktamar ke-34 NU yang bakal diadakan di Lampung pada Rabu, 22 Desember 2021.

Keyakinan Yahya Cholil Staquf ini muncul setelah menemui langsung pimpinan cabang NU di daerah.

"Saya yakin (dipilih menjadi Ketum PBNU). Kalau berdasarkan penglihatan saya, mayoritas setuju," ujar Yahya di Jakarta Selatan, Minggu 19 Desember 2021.

Katib Aam PBNU ini bahkan mengaku sudah mendatangi langsung 474 cabang NU di berbagai daerah. Oleh karena itu, Yahya yakin dirinya bisa menjadi Ketua PBNU.

"Saya sudah bertemu 474 cabang, secara pribadi, saya paksakan diri bertemu langsung, saya berpikir enggak perlu bikin timses, lebih baik saya sendiri datang ke cabang. Saya tawarkan secara langsung, saya lihat, saya tahu bagaimana wajah yang setuju dan tidak setuju," papar Yahya.

Berikut 7 pernyataan Yahya Cholil Staquf terkait keyakinannya bisa menjadi Ketua PBNU dihimpun Liputan6.com:

 


1. Sebut Mayoritas Setuju

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (tengah) dalam bedah buku "Menghidupkan Gus Dur" di Jakarta Selatan, Minggu (19/12/2021). (Liputan6.com/ Fachrur Rozie)

Yahya Cholil Staquf yakin bisa menjadi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam muktamar ke-34 NU yang bakal diadakan di Lampung pada 22 Desember 2021.

Keyakinan Katib Aam PBNU ini muncul setelah menemui langsung pimpinan cabang NU di daerah.

"Saya yakin (dipilih menjadi Ketum PBNU). Kalau berdasarkan penglihatan saya, mayoritas setuju," ujar Yahya di Jakarta Selatan, Minggu 19 Desember 2021.

 


2. Akui Sudah Datangi 474 Cabang

Presiden Jokowi melantik Yahya Cholil Staquf sebagai anggota Watimpres (Merdeka.com/ Titin)

Yahya mengaku sudah mendatangi langsung 474 cabang NU di berbagai daerah. Dari pertemuan tersebut dia merasa yakin dalam Muktamar NU nanti, dia akan terpilih dan menggantikan Said Aqil Siroj.

"Saya sudah bertemu 474 cabang, secara pribadi, saya paksakan diri bertemu langsung, saya berpikir enggak perlu bikin timses, lebih baik saya sendiri datang ke cabang. Saya tawarkan secara langsung, saya lihat, saya tahu bagaimana wajah yang setuju dan tidak setuju," kata dia.

 


3. Akan Teruskan Visi Misi Almarhum Gus Dur

Abdurahman Wahid/ Gus Dur. (Liputan6.com)

Kemudian Yahya menyebut, jika nantinya terpilih memimpin salah satu organisasi Islam terbesar ini dirinya akan meneruskan visi dan misi almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Dia mengaku mengenal baik Gus Dur pada saat diberikan kesempatan menjadi juru bicara Gus Dur saat menjadi Presiden ke-4 RI.

"Saya melihat ada momentum yang tepat untuk menhadirkan Gus Dur. Apa yang dulu digagas dan diperjuangkan Gus Dur sangat relevan dengan momentum hari-hari ini," kata dia.

 


4. Jelaskan Alasan Maju Jadi Calon Ketum PBNU

Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat memberikan orasi di acara wisuda ke-9 IAIN Ternate, Maluku Utara, Kamis (30/9/2021). (Ist)

Yahya kemudian menjelaskan salah satu alasannya maju sebagai ketua umum PBNU untuk menghidupkan kembali idealisme, visi dan cita-cita Gus Dur.

"Alasan mencalonkan sebagai ketua umum PBNU merupakan momentum sangat tepat untuk menghadirkan kembali Gus Dur," kata dia.

Kata Gus Yahya, idealisme, visi dan cita-cita dari KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur masih relevan sampai sekarang. Secara sosiologis, ia melihat hal itu masih akan relevan hingga puluhan tahun akan datang.

"Persoalannya, Gus Dur telah tiada, tetapi kita masih butuh kegusduran," ujarnya yang dikutip dari Antara.

 


5. Sebut NU Jadi Media Tepat Membangun Kembali

Rais Syuriah PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf (Kiri), Ketua Panitia Daerah Muktamar NU, H. Syaifullah Yusuf, (Tengah), dan Rais Syuriah PBNU, KH. Ahmad Ishomuddin (Kiri) memberikan keterangan Pers di Jombang, Rabu, (5/8/2015). (Liputan6.Com/JohanTallo)

Gus Yahya menjelaskan yang dibutuhkan adalah membangun sesuatu, yang bisa menjadi subsitusi kehadiran Gus Dur tersebut. Hal itu bisa dilakukan dengan konstruksi berdasarkan organisatoris.

"NU menjadi media yang paling tepat untuk membangun kembali," kata Gus Yahya menegaskan.

Gus Yahya menyatakan melihat dinamika baik domestik maupun internasional, apa yang dahulu digagas dan diperjuangkan oleh Gus Dur itu ternyata relevan sekali dengan momentum saat ini.

"Kita lihat, banyak masyarakat yang mengekspresikan rasa rindu dengan Gus Dur," ujarnya.

 


6. Hidupkan Kembali Gagasan Gus Dur

Kisah Kesederhanaan Gus Dur Saat Foto Kepresidenan, Rela Tunggu Jas Disetrika (Liputan6.com)

Secara konstruksi organisasi, Yahya menilai belum ada upaya yang nyata dalam menghidupkan kembali Gus Dur

Ketika dipercayakan sebagai ketua PBNU, Gus Yahya mengatakan banyak cara untuk mengidupkan kembali Gus Dur, misalnya membangun agenda nasional dijababarkan dalam program-program yang harus dilaksanakan oleh instrumen NU hingga ke tingkatan ranting

"Ini merupakan gagasan Gus Dur, tetapi belum pernah dibangun melalui satu strategi yang tepat," papar Yahya.

Menurut Gus Yahya, Gus Dur pernah mempunyai ide untuk membangun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sampai ke tingkat kecamatan dengan memanfaatkan jaringan instrumen NU.

 


7. Harap Tak Lagi Ada Capres atau Cawapres dari PBNU di Pemilu 2024

Khatib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf saat disumpah menjadi anggota Wantimpres RI di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/5). Yahya Cholil diangkat menjadi anggota Wantimpres untuk menggantikan almarhum KH Hasyim Muzadi yang wafat. (liputan6.com/Angga Yuniar)

Yahya berharap agar tak ada lagi perwakilan dari PBNU menjadi calon presiden atau wakil presiden pada Pemilu 2024.

"Saya tidak mau ada calon presiden dan wakil presiden dari PBNU. Mari istrahat dulu, mari sembuhkan dulu luka-luka dan mengutuhkan kembali polarisasi yang sudah terjadi," terang dia.

Dia menegaskan yang perlu dilakukan saat ini adalah mengembalikan marwah NU dengan cita-cita peradaban yang mulia bagi seluruh umat manusia.

"Salah satu cara memperjuangkan adalah kemaslahatan Indonesia," jelas Yahya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya