Liputan6.com, Jakarta Salah satu aktris yang sosoknya paling disegani di industri hiburan Tanah Air adalah Rima Melati. Pemilik nama asli Marjolien Tambajong ini sudah berkiprah sejak pertengahan abad 20.
Tak hanya bermain di banyak film, Rima Melati juga mendulang prestasi di sepanjang kariernya sebagai aktris. Istri mendiang Frans Tumbuan ini beberapa kali memenangkan penghargaan festival film.
Selain kiprahnya di dunia film, kehidupan wanita kelahiran Tondano, Sulawesi Utara, 22 Agustus 1939 ini juga memiliki kisah yang menyentuh untuk diceritakan. Termasuk kondisi kesehatannya yang sangat dramatis.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Boleh Dilupakan
Biarpun kini usia Rima Melati sudah memasuki 82 tahun, tetap saja masyarakat tak boleh melupakan namanya begitu saja. Terlebih, banyak sudah kontribusinya di dunia hiburan Tanah Air.
Seperti apa kehidupan dan jejak karier seorang Rima Melati? Berikut kisah aktris film Intan Berduri sejak awal karier hingga usia senja, melansir dari berbagai sumber.
Advertisement
Awal Karier
Sejak 1958, Rima Melati sudah menjajal dunia akting dengan bermain di film pertamanya, Djuara Sepatu Roda. Lalu dilanjutkan dengan film-film lainnya sejak era 1960-an hingga 2010-an.
Selain berfokus di dunia akting, pada 1960-an, Rima Melati juga menjajaki industri musik dengan bergabung dalam grup Baby Dolls, yang terdiri dari Rima, Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Indriati Iskak.
Nama Pemberian Soekarno
Pada awal 1960-an Rima Melati yang kala itu masih bernama Marjolein Tambajong yang juga akrab disapa Lientje, sudah berumah tangga dan sedang mengandung anak kedua.
Nama Rima awalnya hendak diberikan kepada anak kedua Marjolein yang dikandungnya. Sayangnya, ia keguguran dan merasa terpukul.
Marjolein pun bercerita kepada Presiden Pertama Soekarno yang kala itu dekat dengannya. Kegemaran Bung Karno mengganti-ganti nama orang agar tidak kebarat-baratan menginspirasi Marjolein untuk menggunakan nama Rima pada dirinya.
Alhasil, Soekarno pun akhirnya memanggil Marjolein Tambajong dengan nama Rima Melati yang kemudian digunakan sebagai nama resminya.
Advertisement
Peran Utama dan Rehat di Pertengahan 1960-an
Baru berkarier di dunia akting, Rima Melati sudah menjadi bintang utama dalam film Kasih Tak Sampai pada 1961. Film karya sutradara Turino Djunaedy turut dibintangi Upit Sarimanah dan Dicky Zulkarnaen, suami Mieke Wijaya sekaligus ayah Nia Zulkarnaen.
Namun setelah film Kunanti Jawabmu yang rilis pada 1963, Rima memutuskan untuk cuti dari dunia akting. Melansir dari Ensiklopedia Jakarta, keputusan ini dilakukan lantaran suaminya yang kedua tak menyetujui karier Rima sebagai seorang aktris.
Kembali Berakting dan Penghargaan
Setelah menikah lagi dengan suami yang ketiga, Ir. Herwindo, Rima Melati mulai kembali bermain film. Pada 1969, Big Village dan Laki-laki Tak Bernama menjadi film yang menandai Rima Melati kembai setelah cuti dari dunia film.
Pada era 1970-an, nama Rima Melati bersinar di industri perfilman Tanah Air. Intan Berduri yang tayang pada tahun 1972, membuat Rima Melati meraih penghargaan Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia 1973.
Menariknya, film Intan Berduri juga membuat aktor utamanya, Benyamin Sueb, meraih piala kategori Pemeran Utama Pria Terbaik di ajang yang sama.
Pada era 1980-an, Rima juga pernah masuk nominasi Festival Film Indonesia untuk Pemeran Pembantu Wanita terbaik dalam film Kupu-Kupu Putih (1984), Tinggal Landas buat Kekasih (1985), Pondok Cinta, (1986), Biarkan Bulan Itu (1987) dan Arini II (Biarkan Kereta Itu Lewat) (1989). Sayangnya, piala jatuh ke aktris lain.
Advertisement
Didiagnosis Kanker dan Lanjut Berkarier
Pada tahun 1989, Rima Melati didiagnosis menderita kanker payudara stadium 3B setelah ia syuting film Sesaat dalam Pelukan. Selam bertahun-tahun, Rima menjalani pengobatan hingga ke Belanda dan memulihkan kondisi tubuhnya.
Sampai pada tahun 1994, Rima Melati berakting kembali dalam film Sesal. Setelah itu, ia mulai merambah ke dunia televisi sebagai sineas. Api Cinta Antonio Blanco adalah karya yang disutradarainya.
Pada era 2000-an hingga 2010-an, Rima Melati tetap berkiprah di dunia film. Sejumlah film yang dimainkan pada era ini adalah Cinta Silver, Banyu Biru, Ungu Violet, Satu Jam Saja, Ayah, dan Mengapa Aku Berbeda?.
Rima juga beberapa kali tampil di sinetron pada era ini termasuk Kabut Sutera Ungu, Nyonya Nyonya Sosialita, dan Laba-Laba Cinta yang mengudara di Indosiar.
Selama tampil di era 2000-an, Rima meraih penghargaan di ajang Festival Film Asia Pasifik ke-50 pada 2005 untuk kategori Best Supporting Actress berkat film Ungu Violet.
Merancang Busana dan Aktivitas Sosial
Pada 2012, Rima Melati berniat memutuskan untuk berhenti dari dunia film demi bisa berfokus pada kiprahnya sebagai perancang busana. Meskipun pada 2016 ia tampil lagi di film Senjakala di Manado.
Sejak menderita kanker payudara Rima Melati kerap mengampanyekan kesadaran kanker payudara melalui Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta.
Selain itu, aktivitas sosial yang juga dijalaninya adalah bersama Yayasan Indonesia Tanpa Tembakau hingga membuatnya menerima penghargaan dari WHO.
Advertisement
Keluarga
Lahir di Tondano, Sulawesi Utara pada 22 Agustus 1939, Rima Melati lahir dengan nama asli Marjolien Tambajong yang juga kerap disapa Lientje Tambajong.
Bakatnya merancang busana datang dari sang ibunda yang juga dikenal sebagai perintis dunia mode Indonesia, Non Kawilarang.
Rima merupakan siswa yang pernah bersekolah di SD Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi bersama mendiang Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Setelah beberapa kali menikah, Rima Melati akhirnya menautkan hatinya dengan Frans Tumbuan pada 3 Desember 1973. Keduanya mengaku sempat dijodoh-jodohkan sejak kecil.
Pernikahan ini dikaruniai seorang anak dan rumah tanga mereka bertahan selama 42 tahun sampai akhirnya Frans Tumbuan meninggal dunia pada 23 Maret 2015.
Sembuh dari Kanker
Setelah dinyatakan menderita kanker payudara stadium 3B, Rima Melati menjalani kemoterapi. Kebiasaan merokok sejak usia remaja disebutnya sebagai salah satu penyebab.
Proses kemoterapi dijalani Rima Melati sampai ke Belanda. Selain itu, ia juga menjalani mastektomi parsial. Efek samping yang dirasakan Rima salah satunya adalah kehilangan rambutnya. Perjuangannya tak sia-sia dan kini ia sudah pulih total dari penyakit kanker.
Advertisement
Layak Jadi Legenda
Melihat kegigihan Rima Melati dalam menekuni kariernya sebagai aktris yang terkadang berbenturan dengan kehidupan pribadi, serta perjuangannya untuk bertahan hidup dari penyakit kanker, maka layaklah artis kawakan satu ini memiliki julukan sebagai aktris legendaris di masa depan.