Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan memprediksi, pertumbuhan ekonomi di 2021 sebesar 3,6 persen hingga 3,7 persen. Hal itu didorong karena Pemerintah membatalkan penerapan PPKM level menjelang nataru.
“Bayangan saya tahun 2021 seperti yang datanya kan tadi, mungkin kita bisa tumbuh 3,6 atau 3,7 persen, lumayan sekali,” kata Dahlan Iskan dalam diskusi Bicara Kekinian Mencari Solusi: Corona dan Ekonomi 2022, Senin (20/12/2021).
Menurutnya, pembatalan penerapan PPKM periode 24 Desember hingga awal tahun 2022 menjadi kunci untuk memulihkan ekonomi di tahun depan. Karena dampaknya akan sangat terasa, berbeda jika Pemerintah menerapkan kembali PPKM maka kegiatan perekonomian akan terpuruk kembali.
“Seandainya betul-betul PPKM diterapkan 24 Desember sampai awal Januari itu memang pukulan yang sangat berat,” ucapnya.
Berdasarkan prediksinya, Pemerintah masih akan menerapkan sistem tarik ulur dalam pengendalian pandemi covid-19 di Indonesia. Akan dilihat perkembangan kondisi di setiap daerah, untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga pandemi, Pemerintah hanya melakukan pengetatan.
“Saya mempunyai perkiraan mungkin pemerintah akan tarik-ulur tarik-ulur tarik-ulur begitu. Jadi di mana membahayakan disitu akan tarik, di mana tidak membahayakan diulur. Konkretnya 25 sampai tanggal 1 Januari itu mungkin akan dilihat per daerah, daerah mana ini yang penuh dikendalikan keras misalnya Puncak harus ganjil genap sekaligus memperbaiki lalu lintas,” jelasnya.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prediksi 2022
Lebih lanjut, Dahlan juga memprediksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 optimisnya bisa mencapai 5 persen. Menurutnya, target sebesar 7 persen untuk pertumbuhan ekonomi di tahun depan dinilai masih sulit.
“Saya kira tahun depan jauh lebih baik dari pada tahun ini jauh lebih baik tetapi untuk mencapai angka 7 persen mungkin masih sulit ya, kalau bisa tumbuh 5 persen sudah bagus juga. Tapi yang optimistis luar biasa bisa 7 persen dan pesimistis sekalipun saya kira 4 persen,” ujarnya.
Dahlan menegaskan, setiap orang bahkan ekonom pun tidak bisa memprediksi dengan tepat berapa pertumbuhan ekonomi di tahun 2022, sepanjang tidak ada kepastian mengenai covid-19, prediksi begitu semua bersandar pada covid-19.
“Begitu baru bisa diprediksi jangan-jangan kita prediksi bagus, ternyata ada gelombang ke-3 dan itu sudah semua prediksi akan rusak begitu. Sepanjang tidak ada gelombang ketiga seperti sekarang kita berusaha keras bahwa akhir tahun ini tidak ada gelombang ketiga sampai awal tahun depan,” pungkas Dahlan.
Advertisement