Korban Tewas Kecelakaan Truk Tanker di Haiti Bertambah, Kini Capai 90 Orang

Kecelakaan truk yang terjadi di Haiti pekan lalu telah menewaskan sedikitnya 90 orang. Diperkirakan akan terus bertambah melihat luka-luka yang dialami para korban.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 21 Des 2021, 10:01 WIB
90 orang telah dipastikan tewas, dengan jumlah yang masih diperkirakan akan meningkat, setelah sebuah truk bensin meledak di Cap-Haitien, kota terbesar kedua di Haiti.(Foto: AFP/Richard Pierrin)

Liputan6.com, Port Au Prince - Sedikitnya 90 orang telah menjadi korban kematian dalam ledakan truk tanker pembawa bensin yang terjadi pada pekan lalu, kata wakil wali kota Cap-Haitien, kota di Haiti tempat tragedi itu terjadi, pada Senin 20 Desember 2021.

Jumlah pastinya "masih belum lengkap" karena luka parah yang diderita oleh korban yang masih dirawat di rumah sakit, kata Patrick Almonor.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (21/12/2021), penghitungan sebelumnya yang dirilis Rabu 15 Desember lalu oleh otoritas Haiti mencapai 75 kematian dengan 47 korban luka bakar parah.

Menurut Almonor, pada malam 13 Desember, pengemudi truk tanker pembawa bensin kehilangan kendali ketika dia membelok untuk menghindari sepeda motor, dan kemudian terbalik. Warga berusaha mengumpulkan bahan bakar yang tumpah, kemudian truk meledak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pemakaman Nasional

Seorang warga melihat atap seng yang runtuh dalam sebuah rumah yang rusak usai ledakan truk pengangkut BBM di Cap-Haitien, Haiti, 14 Desember 2021. Sekitar 40 rumah di daerah itu ikut rusak, tetapi belum ada rincian jumlah korban di dalam rumah. (AP Photo/Joseph Odelyn)

Rencananya, pemakaman nasional akan diadakan di katedral utama kota, tetapi hanya 25 peti mati yang akan diletakkan. Mayoritas korban dimakamkan tak lama setelah insiden di kuburan massal di Cap-Haitien.

Di negara yang dilanda bencana alam dan ketidakstabilan politik, lebih dari 60 persen dari 11 juta penduduk Haiti hidup di bawah garis kemiskinan, menurut Bank Dunia.

Kekurangan bahan bakar sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir, dengan pihak berwenang secara teratur kehabisan uang tunai untuk membayar distributor gas. 

"Bahan bakar sepadan dengan nilai emas akhir-akhir ini di negara tersebut, dan di sana gratis untuk diambil," kata Almonor, menggambarkan lokasi ledakan. 

"Itulah yang memperburuk jumlah korban."

Tragedi itu juga menggarisbawahi kelemahan sistem perawatan kesehatan nasional Haiti: Satu-satunya struktur yang mengkhususkan diri dalam perawatan luka bakar parah di negara itu dikelola oleh Doctors Without Borders (Medecins sans Frontieres, atau MSF) yang terletak di ibu kota, 200 km ke selatan Cap-Haitien.


Infografis 8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan COVID-19:

Infografis 8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya