Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) memangkas rute penerbangan Internasional. Di 2022, hanya akan lima rute internasional yang bakal dilayani maskapai nasional Garuda Indonesia.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjabarkan, hanya ada lima rute penerbangan internasionalyang dilayani oleh perusahaan di 2022. Lima rute tersebut adalah Hong Kong, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan China.
"Internasional banyak sekali yang sudah kita tutup, sementara yang masih kita operasikan atau terbangkan itu," kata Irfan seperti ditulis Selasa (21/12/2021).
Sedangkan untuk penerbangan ke Jeddah Arab Saudi, Garuda Indonesia memang sudah tidak melayani lagi. Namun jika nantinya penerbangan umrah dan haji kembali dibuka. Garuda Indonesia dalam posisi siap melayani rute tersebut.
"Saya sengaja tidak mencantumkan Jeddah," imbuhnya.
Untuk penerbangan domestik, Garuda Indonesia juga telah menghapus beberapa rute tidak menguntungkan. Contohnya saja, untuk penerbangan dari dan ke Bandung - Denpasar Bali.
"Beberapa rute yang akan dijalankan dan dihapus, saya lupa persisnya, tapi saya selalu ingat rute yang tidak operasikan lagi Bandung - Denpasar Bali, tidak cocok dengan kita," pungkas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bisnis Kargo Garuda Indonesia Justru Melesat 89 Persen
PT Garuda Indonesia (Persero) berhasil mencatatkan pertumbuhan angkutan lalu lintas kargo internasional hingga 89,66 persen pada kuartal III-2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan tersebut selaras dengan fokus diversifikasi bisnis Garuda Indonesia pada bisnis kargo udara menyusul tekanan pendapatan usaha pada lini bisnis angkutan penumpang.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengungkapkan, lini bisnis kargo udara menjadi salah satu penopang penting pendapatan usaha Garuda bersamaan dengan tren pergerakan penumpang yang mulai menunjukkan sinyal positif jelang akhir kuartal III-2021 ini.
"Kami meyakini performa kinerja usaha yang mulai menunjukan pertumbuhan yang kondusif menjadi basis penting langkah pemulihan kinerja yang akan terus kami akselerasikan ke depannya," kata dia dalam konferensi pers, Senin (20/12/2021).
Pembatasan pergerakan penumpang pada masa PPKM Jawa-Bali yang berlangsung hingga awal kuartal III-2021 lalu berdampak cukup signifikan terhadap pendapatan usaha.
Hal tersebut tercermin pada catatan pendapatan usaha yang turun sekitar 17,54 persen menjadi USD939,02 juta, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu, yaitu sebesar USD1.138 miliar.
Advertisement