Sri Mulyani Yakin Ekonomi Indonesia Kuartal IV 2021 Tumbuh di Atas 5 Persen

Sri Mulyani mengingatkan penyebaran varian covid-19 baru yaitu omicron bisa mempengaruhi target pertumbuhan ekonomi.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2021, 11:05 WIB
Menkeu Sri Mulyani memberi sambutan pada Seminar Nasional Nota Keuangan RAPBN 2020 : Mengawal Akuntabilitas Penerimaan Negara di Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2019). Sri Mulyani menjelaskan kondisi ekonomi global diselimuti awan hitam. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sangat yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2021 bisa di atas 5 persen. Dengan keyakinan tersebut maka pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 minimal 3,5 persen.

"Di mana kuartal IV pertumbuhan diprediksi akan di atas lima persen karena akselerasi terlihat cukup kuat," kata Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (21/12/2021).

Beberapa aktivitas konsumsi sudah mulai memprlihatkan kenaikan yang bagus. Konsumsi menguat seiring dengan terkendalinya pandemi covid-19. Penguatan konsumsi rumah tangga terjadi di sektor transportasi dan leisure yang sempat tertahan varian delta di kuartal III.

Selain itu, aktivitas investasi juga meningkat seiring dengan membaiknya supply chain dan penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN). Sementara ekspor impor juga diperkirakan masih akan tumbuh tinggi hingga kuartal IV 2021 terutama ekspor nonmigas.

"Ekspor kita di bulan November yang mencapai USD22,84 miliar ini adalah angka ekspor tertinggi sejak tahun 2000 artinya 21 tahun terakhir. Growth-nya pun sangat tinggi yaitu 49.7 persen (yoy), terutama didorong ekspor nonmigas yang tumbuh mendekati 75 persen (yoy)," ungkapnya.

Meski begitu, Sri Mulyani mengingatkan penyebaran varian covid-19 baru yaitu omicron masih perlu diwaspadai ke depan. Perkembangan dinamika global juga menjadi perhatian karena bisa berdampak terhadap pemulihan ekonomi nasional.

"Risiko global juga meningkat, terutama terkait percepatan tapering off di Amerika Serikat, meningkatnya tekanan inflasi global, serta perlambatan ekonomi Tiongkok," pungkas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dahlan Iskan Ramal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2021 Capai 3,7 Persen

Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan memprediksi, pertumbuhan ekonomi di 2021 sebesar 3,6 persen hingga 3,7 persen. Hal itu didorong karena Pemerintah membatalkan penerapan PPKM level menjelang nataru.

“Bayangan saya tahun 2021 seperti yang datanya kan tadi, mungkin kita bisa tumbuh 3,6 atau 3,7 persen, lumayan sekali,” kata Dahlan Iskan dalam diskusi Bicara Kekinian Mencari Solusi: Corona dan Ekonomi 2022, Senin (20/12/2021).

Menurutnya, pembatalan penerapan PPKM periode 24 Desember hingga awal tahun 2022 menjadi kunci untuk memulihkan ekonomi di tahun depan. Karena dampaknya akan sangat terasa, berbeda jika Pemerintah menerapkan kembali PPKM maka kegiatan perekonomian akan terpuruk kembali.

“Seandainya betul-betul PPKM diterapkan 24 Desember sampai awal Januari itu memang pukulan yang sangat berat,” ucapnya.

Berdasarkan prediksinya, Pemerintah masih akan menerapkan sistem tarik ulur dalam pengendalian pandemi covid-19 di Indonesia. Akan dilihat perkembangan kondisi di setiap daerah, untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga pandemi, Pemerintah hanya melakukan pengetatan.

“Saya mempunyai perkiraan mungkin pemerintah akan tarik-ulur tarik-ulur tarik-ulur begitu. Jadi di mana membahayakan disitu akan tarik, di mana tidak membahayakan diulur. Konkretnya 25 sampai tanggal 1 Januari itu mungkin akan dilihat per daerah, daerah mana ini yang penuh dikendalikan keras misalnya Puncak harus ganjil genap sekaligus memperbaiki lalu lintas,” jelasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya