Pedagang Pernak-pernik Imlek Mulai Menjamur

Menjelang Tahun Baru Cina, para pedagang pernak-pernik Imlek mulai memadati Pasar Glodok, Jakbar. Lonjakan harga BBM diperkirakan bakal mempengaruhi animo masyarakat membeli pernik Imlek.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Jan 2003, 19:01 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Perayaan Tahun Baru Imlek 2554 yang jatuh pada 1 Februari mendatang membuka peluang bisnis buat para pedagang musiman. Tengok saja di Pasar Glodok, Jakarta Barat, baru-baru ini. Pasar itu mulai dipadati penjual pernak-pernik Imlek. Mereka menjejali sepanjang jalan yang ada di pasar itu.

Tobiin, satu di antara penjual pernak-pernik Imlek mengatakan, di kiosnya tersedia hiasan lampion berbagai ukuran baik kosong maupun yang lengkap dengan lampunya. Dia juga menjual tempat angpao berbagai versi dan gambar, mulai dari hiasan pohon uang atau yan pao, dam wadah emas bertingkat. Tak ketinggalan pula kue keranjang yang menjadi makanan khas Tahun Baru Imlek. Tapi Tobiin mempekirakan, pendapatan tahun ini bakal turun. Sebab, saat ini jumlah pesaing lebih banyak. &quotTahun lalu, penjual pernik Imlek belum begitu banyak,&quot kata Tobiin.

Kekhawatiran yang sama juga diutarakan penjual pernak-pernik Imlek lainnya, Hongki L. Selain jumlah pesaing yang bertambah, Hongki menilai, kenaikan harga bahan bakar minyak mempengaruhi animo masyarakat untuk belanja keperluan Imlek. &quotTahun ini, rupanya masyarakat juga terpengaruh lonjakan harga BBM,&quot ujar Hongki.

Namun hal ini sudah diantisipasi. Buktinya Hongki tak kaget dengan kondisi ini. Memang, dia percaya Tahun Kambing ini adalah tahun waspada. Namun demikian, bukan berarti Tahun Kambing menjadi masa apes. Dan untuk menangkal kesialan itu, lelaki setengah baya ini memasang sekaligus menjual patung Dewi Kwan Im yang melambangkan belas kasih. Menurut Hongki, pembeli biasanya mulai ramai menjelang siang. Diperkirakan jumlah pembeli akan mencapai puncaknya tujuh hari menjelang perayaan.(ZAQ/Renny Hamid dan Anto Susanto)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya