Liputan6.com, Garut - Kondisi bangunan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Munajjah Peundeuy, Garut, Jawa Barat cukup memprihatikankan. Dindin tembok, dengan atap asbes yang nyaris ambruk, membuat pilu pelaksanaan proses belajar mengajar puluhan siswa di sekolah yang berdiri 2012 tersebut.
“Saya sudah puluhan kali mengajukan bantuan kepada pemerintah maupun pihak swasta tapi belum juga membuahkan hasil,” ujar Kepala Sekolah MTs Darul Munajjah, Supyan, Selasa (21/12/2021).
Advertisement
Menurutnya, kondisi kerusakan sekolah di bawah naungan Kementerian Agama tersebut, sudah berlangsung lama sehingga kerap mengganggu proses belajar mengajar para siswa.
“Terkadang kalau musim hujan kami liburkan sebab atap bocor dan masuk ke dalam kelas, siswa kami terpaksa dipulangkan karena membahayakan,” ujarnya.
Berbagai upaya telah dilakukan pihak sekolah untuk memperbaiki, namun minimnya anggaran menyebabkan proses perbaikan sekolah rusak tidak berjalan optimal. “Proses pembelajaran pun akhirnya tidak efektif,” kata dia.
Tatang, salah seorang orang wali murid mengakui kondisi memprihatinkan sekolah yang cukup mengganggu proses belajar mengajar para siswa.
“Kondisinya sangat memprihatinkan melihat anak-anak sekolah dikelas yang rusak, takut tiba-tiba ambruk,” kata dia.
Bahkan akibat banyaknya dinding sekolah yang sudah bolong, beberapa hewan kerap masuk saat proses belajar siswa berlangsung.
“Kelasnya penuh kotoran seperti bukan kelas saja, semoga saja sekolah ini bisa secepatnya direnovasi,” ujar dia berharap.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Respons Pemda Garut
Bersyukur setelah ramai menjadi pembicaraan di media sosial, pemerintah daerah (Pemda) Garut akhirnya turun tangan. Sekretaris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana yang turun langsung ke lapangan mengakui hal itu.
“Posisinya yang berada di daerah terpencil menjadikan sekolah ini sangat strategis untuk menampung lulusan sekolah-sekolah dasar yang berada di tiga kampung,” kata dia.
Menurutnya kondisi sekolah di desa Sukanagara, Kecamatan Peundeut itu cukup memprihatinkan nyaris ambruk, padahal keberadaannya cukup penting mewadahi sekitar 83 siswa yang berasal dari tiga kampung di wilayah itu.
“Jaraknya juga cukup berjauhan antar Kampung Cukang Batu, Kampung Sagara dan Kampung Cibariuk,” kata dia.
Saat meninjau diketahui atap sekolah yang berasal dari asbes mulai lapuk, kemudian dinding sekolah yang sudah bolong, sehingga mengganggu proses belajar siswa.
“Bapak Bupati telah menginstruksikan untuk memberikan bantuan dalam bentuk hibah kepada sekolah dimaksud di tahun anggaran 2022,” kata dia.
Advertisement