Defisit APBN Rp 611 Triliun per November 2021, Lebih Rendah dari Tahun Lalu

Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp611,0 triliun hingga November 2021

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2021, 12:40 WIB
Ilustrasi APBN. Dok Kemenkeu

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp611,0 triliun hingga November 2021, atau 3,63 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini lebih rendah jika dibandingkan periode sama tahun lalu tercatat sebesar Rp885,1 triliun.

Adapun defisit APBN ini terjadi akibat penerimaan negara tak sebanding dengan belanja negara pemerintah. Di mana pendapatan negara hanya mencapai Rp1.699,4 triliun, sedangkan posisi belanja negara meningkat mencapai Rp2.310,4 triliun.

"Defisit kita tahun lalu mencapai 5,73 dari PDB tahun ini kita lihat di 3,63 persen dari PDB jadi penurunan lebih dari 2 persen," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (21/12/2021).

Berdasarkan bahan paparannya, pendapatan negara yang mencapai Rp1.699,4 triliun tersebut berasal dari pajak sebesar Rp1.082,6 triliun, Kepabeanan dan Cukai Rp232,3 triliun, PNBP Rp382,5 triliun.

"Ini yang paling penting ditunjukkan oleh pajak kenaikan penerimaannya pertumbuhannya naik terus dari 15 persen (bulan Oktober) ke 17 persen. Sehingga total penerimaan negara juga tubuhnya semakin kuat menjadi 19,4 persen," kata Sri Mulyani.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penerimaan Negara Lebihi Target

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia pun memperkirakan, sampai dengan akhir tahun seluruh penerimaan negara akan melebihi target APBN. Sehingga akan mendapatkan positif dari pendapatan negara.

"Masih ada 2 minggu kita lihat hingga dengan dua minggu terakhir ini penerimaan di bidang pajak, bea cukai semuanya pasti sangat kuat dan kita akan lihat nanti pada akhir bulan ini," ujarnya.

Sedangkan untuk belanja negara yang mencapai Rp2.310,4 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat yang terdiri dari kementerian/lembaga (K/L) dan belanja non K/L sebesar Rp1.599,3 triliun, dan realisasi transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp711,0 triliun.

"Dengan total belanja ini kalau kita lihat maka pendapatan negara dikurangi dengan belanja memang masih mengalami defisit, tapi kita lihat dibandingkan tahun lalu yang perbaikannya luar biasa" pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya