Liputan6.com, Jakarta - realisasi subsidi energi mencapai Rp 102,5 triliun hingga November 2021. Angka ini mencapai 92,7 persen dari pagu anggaran 2021. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu maka posisi subsidi energi naik 15,7 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan subsidi energi ini karena kenaikan harga komoditas, seperti minyak dan gas, serta peningkatan konsumsi barang-barang subsidi di masyarakat.
Ia mencontohkan Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan juga listrik. Kenaikan tersebut, secara otomatis menaikan anggaran subsidi pemerintah.
"Rakyat terlindungi, namun memang APBN harus memikul bebannya," ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (21/12/2021).
Realisasi penyaluran BBM bersubsidi seperti Solar dan minyak tanah sampai Oktober 2021 mencapai 13,13 juta kilo liter (kl), naik 10,2 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 11,91 juta kl.
Penyaluran LPG tabung 3 kg tercatat mencapai 6,18 juta ton, naik 4,9 persen dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 5,89 juta ton.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kelistrikan
Adapun pelanggan listrik bersubsidi hingga Oktober 2021 ini tercatat sebesar 38,10 juta pelanggan, naik 3,4 persen dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 36,83 juta pelanggan.
Sementara volume konsumsi listrik bersubsidi hingga Oktober 2021 tercatat sebesar 52,20 Tera Watt hour (TWh), naik 2,7 persen dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 50,83 TWh.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement