Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyatakan fokus mengembangkan bisnis untuk mencatatkan keuntungan. Untuk meraih target perseroan, Garuda Indonesia akan fokus ke rute-rute yang menguntungkan dan sederhanakan tipe pesawat.
"Business plan kita nomor satu profitable, bukan ekspansi. Kita akan sederhanakan jumlah tipe pesawat. Kita hanya akan terbangkan kalau itu profitable, tentu saja. Kita juga akan dan sudah melakukan perubahan proses bisnis," ujar Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk,Irfan Setiaputra saat paparan publik yang ditulis Selasa (21/12/2021).
Advertisement
Dalam materi paparan publik yang disampaikan, perseroan memaparkan rencana tranformasi yang juga disampaikan kepada sebagian besar kreditur perseroan.
Adapun elemen-elemen utana rencana bisnis Garuda Indonesia itu antara lain mengoptimalkan route network perseroan dengan hanya operasikan rute-rute penerbangan yang profitable atau cetak laba. Fokus awal adalah rute-rute penerbangan domestik dan penerbangan internasional tertentu.
Irfan mengatakan, salah satu rute yang tidak dioperasikan yaitu rute Bandung-Denpasar lantaran tidak cocok dengan perseroan. Sedangkan penerbangan internasional hanya lima yang masih jalan.
"Internasional banyak sekali tutup. Masih operasikan, yang tutup di luar ASEAN antara lain Hong Kong, Sydney, Narita, Seoul dan China. Sengaja tak cantumkan Jeddah karena berkaitan dengan umrah, ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya memutuskan batalkan penerbangan umrah karena waktu karantina lebih dari 10 hari. Hal tersebut juga sudah didiskusikan oleh Kementerian Agama untuk menunda penerbangan umrah tersebut.
Selain itu, Garuda Indonesia juga menyesuaikan jumlah pesawat Garuda Indonesia dan Citilink agar selaras dengan ruote network yang telah dioptimalkan, dan simplikasi tipe pesawat untuk efektifitas dan efisiensi operasional pesawat.
Selanjutnya melakukan renegosiasi kontrak sewa pesawat, dan meningkatkan kontribusi pendapatan kargo melalui optimalisasi belly capacity dan digitalisasi operasional.PT Garuda Indonesia juga melihat potensi penumpang domestik. Hal ini terlihat dari sebelumnya pandemi COVID-19.
"2019 jumlah penumpang 76,7 juta, ini masih jauh dibandingkan total populasi kita jauh. Sebuah fokus peluang prioritas pengeloaan tujuan wisata di luar Bali," kata dia.
Perseroan juga optimalkan lini bisnis kargo udara. Irfan menuturkan, sejak 2020, Garuda Indonesia terus optimalkan peluang pasar kargo yang menunjukkan potensi.
Saat ini Garuda Indonesia melayani lima rute penerbangan khusus kargo yaitu Manado-Narita, Makassar-Singapura, Denpasar-Hong Kong, Surabaya-Hong Kong dan Makassar-Hong Kong.
"Garuda Indonesia sejak akhir tahun lalu secara resmi operasikan passenger freighter yang dapat mengangkat lebih dari 40 ton angkutan kargo. Armada itu melayani penerbangan khusus kargo baik domestik dan internasional." tutur dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Proyeksi 2022
Untuk proyeksi 2022, Irfan mengatakan, tahun depan merupakan konsolidasi.Perseroan berharap penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) selesai pada 2022.
"Jadikan 2022 menjadi tahun di mana recovery, dari Garuda kita bisa mulai, saya belum bisa sampaikan proyeksinya, kita masih finalisasi. Terlepas dari proyeksi kinerja diharapkan mesti realisasi hadapi situasi pandemi COVID-19," ujar dia.
Ia menambahkan, saat ini kondisi dunia berbeda dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu, Irfan mengatakan, perseroan bersama pemerintah serta komponen masyarakat juga memperhatikan kesehatan publik.
"(Kondisi-red) membaik, mobilitas jadi keniscayaan, tentu kita berharap ke depan Garuda Indonesia akan tumbuh," ujar dia.
Irfan menuturkan, kinerja kuartal IV ada kenaikan jumlah penumpang signifikan demikian juga kargo.
"Kuartal IV, Oktober, November, dan Desember melihat dengan jelas terjadi peningkatan signifikan jumlah penumpang. Pergerakan kargo yang seperti kita harapkan kuartal IV akan jauh lebih baik dari kuartal III karena PPKM sudah diringankan," kata dia.
Irfan mencontohkan, situasi terminal 3 Bandara Soekarno Hatta yang sudah ramai. "Cukup panjang antrean tapi belum riuh, karena kita ingin tingkatkan rute perlahan-lahan, pastikan protokol kesehatan bukan hanya di pesawat. Bisa dipastikan kita peduli soal itu," kata dia.
Advertisement