Tanggal 21 Desember 2021 Hari Ini, Ada Fenomena Titik Balik Matahari

Pada hari ini Selasa tanggal 21 Desember 2021, akan terjadi fenomena Solstis Desember atau Titik Balik Selatan Matahari.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Des 2021, 15:57 WIB
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini Selasa tanggal 21 Desember 2021, akan terjadi fenomena Solstis Desember atau Titik Balik Selatan Matahari.

Kabar tersebut diketahui dari kalender astronomi Organisasi Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN/LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).

Mengutip laman resmi LAPAN www.lapan.go.id, fenomena Solstis Desember atau Titik Balik Selatan Matahari tidak berbahaya dan tidak menyebabkan bencana.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, panik dan tidak perlu percaya dengan hoax yang beredar. Solstis hanyalah fenomena astronomis biasa," ujar peneliti Pusat BRIN/LAPAN Andi Pangerang, dikutip Selasa (21/12/2021).

Dijelaskan Andi, fenomena solstis hanyalah kondisi ketika belahan selatan Bumi condong ke Matahari. Sehingga, kata dia, Matahari akan terbit dan terbenam agak ke arah selatan (dari timur-tenggara hingga barat-barat daya), dibandingkan hari-hari lainnya.

"Saat solstis, panjang siang di belahan bumi selatan akan lebih lama dibanding panjang malam. Sebaliknya, panjang malam di belahan bumi utara akan lebih pendek dibanding panjang siang," papar Andi.

Meski demikian, dirinya menegaskan, fenomena solstis tidak berbahaya dan merupakan fenomena astronomis biasa.

"Solstis tidak memengaruhi aktivitas seismik, vulkanologis, maupun oseanografik," tutup Andi.

 


Apa Itu Fenomena Solstis?

Ilustrasi Matahari Terbit, Sunrise (Photo by Federico Respini on Unsplash)

Mengutip informasi dari situs resmi Edukasi Sains LAPAN, Selasa (21/12/2021), Solstis Desember merupakan posisi ketika Matahari berada paling Selatan terhadap ekuator langit jika diamati oleh pengamat di permukaan Bumi.

Sementara apabila diamati dari sembarang titik di luar angkasa, belahan Bumi bagian Selatan akan terlihat mendekat ke arah Matahari. Karenanya, pengamat yang berada di Garis Balik Selatan akan melihat Matahari tepat berada di atas kepala ketika tengah hari.

Fenomena ini juga membuat pengamat yang berada di belahan Bumi bagian utara akan merasakan malam lebih panjang dibandingkan hari-hari lainnya. Bahkan, Matahari tidak pernah terbit di Kutub Utara saat Solstis Desember.

Sebaliknya, pengamat yang berada di belahan Bumi bagian selatan akan merasakan siang yang lebih panjang dibandingkan hari-hari lainnya. Matahari pun tidak pernah terbenam di Kutub Selatan ketika fenomena ini terjadi.

"Baik pengamat di belahan Bumi bagian utara maupun selatan akan mendapati Matahari terbit dari arah Timur-Tenggara dan terbenam dari arah Barat-Barat Daya. Bagi daerah berlintang tinggi di selatan akan mendapat Matahari terbit dari arah Selatan-Tenggara dan terbenam dari arah Selatan-Barat Daya," tulis penjelasan ORPA BRIN/LAPAN.

Sementara untuk di Indonesia, Solstis Desember tidak akan membawa dampak signifikan. Solstis sendiri terjadi dua kali dalam setahun, selain terjadi pada 21 Desember 2021, fenomena ini juga terjadi Juni 2021.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya