Liputan6.com, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Ari Fahrial Syam, menyampaikan empat langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19 varian Omicron jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Keempat langkah tersebut, yakni:
Advertisement
Memperketat Protokol Kesehatan (Prokes)
Menurut dia, masyarakat perlu memperketat prokes, yakni gunakan masker dengan baik dan benar, sebab masker digunakan untuk mencegah menularkan atau tertular virus.
“Hindari kerumunan dan menunda untuk berangkat ke luar negeri, apalagi ke negara dengan jumlah kasus Omicron yang tinggi. Vaksinasi untuk yang belum divaksinasi,” kata Ari dalam keterangan tertulis, Selasa (21/12/2021).
Menjaga Pintu Masuk
Pemerintah pusat harus tetap menjaga pintu masuk Indonesia dengan ketat, lanjutnya. Karantina 10 hari untuk semua yang datang ke Indonesia perlu tetap konsisten dijalankan tanpa tebang pilih.
Sekuensing juga perlu terus ditingkatkan, khususnya untuk kasus positif yang masuk ke Indonesia, laboratorium dengan fasilitas Next-Generation Sequencing (NGS) atau alat penegak diagnosis penyakit genetik yang didukung pengadaan reagennya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Simak Video Berikut Ini
Langkah Selanjutnya
Langkah selanjutnya, yakni:
Larangan Pesta Tahun Baru
Ari juga mengimbau pemerintah daerah untuk mengumumkan larangan pesta malam tahun baru serta penutupan tempat-tempat rekreasi pada malam tahun baru.
“Saya mengapresiasi Bupati Bogor dengan polres setempat yang sudah mengumumkan penutupan jalan menuju Puncak saat malam tahun baru, kalau perlu diperluas waktunya.”
Upgrade Kemampuan PCR
Semua stakeholder terkait pemeriksaan PCR perlu meng-upgrade pemeriksaan PCR, tambahnya. Agar pemeriksaan ini dapat pula mendeteksi Omicron dengan menggunakan primer yang meliputi Spike Gene (S-gen) Target Failure (SGTF).
“Kalau kita kompak, kita dapat mengendalikan penyebaran varian Omicron ini. Mestinya kita semua bisa bersinergi untuk berkontribusi mengendalikan pandemi ini di Bumi Pertiwi tercinta,” kata Ari.
Advertisement
Menghindari Lonjakan Kasus
Keempat langkah di atas merupakan upaya agar lonjakan kasus COVID-19 tidak kembali terjadi seperti halnya di pertengahan 2021 lalu.
Menurut Ari, kondisi tersebut dapat terulang apabila tidak waspada dan tidak melakukan langkah-langkah antisipasi untuk pencegahan penyebaran.
“Jika kita ingat kembali peristiwa kolapsnya pelayanan kesehatan kita di bulan Juni dan Juli 2021, kami para dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang masih praktik di rumah sakit merasakan suasana yang mencekam saat itu.”
“Sebagian Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di atas 100 persen, ventilator terbatas, oksigen sempat kosong, dan keterbatasan obat-obatan untuk pasien COVID-19. Selain itu, ada juga laporan pasien meninggal di rumah saat isolasi mandiri yang ketika kondisi memburuk tidak bisa dievakuasi ke rumah sakit karena memang kondisi IGD RS yang penuh,” tutur Ari.
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron
Advertisement