Selain Taufik Ramsyah, Ini 3 Pesepak Bola Indonesia yang Tewas Akibat Benturan di Lapangan

Benturan dengan pemain lawan membuat sejumlah pemain Indonesia harus pergi selama-lamanya.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 22 Des 2021, 14:00 WIB
ilustrasi Sepak Bola (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Deretan pemain Indonesia yang meninggal dunia di lapangan hijau kembali bertambah. Kabar duka terbaru datang dari tim yang berlaga di Liga 3, Tornado FC setelah Taufik Ramsyah, kiper andalan tim asal Pekanbaru tersebut meregang nyawa usai mengalami berbenturan dengan pemain lawan. 

Insiden yang menimpa Taufik bermula saat dia memperkuat Tornado FC kala bersua dengan Wahana FC dalam lanjutan babak 6 besar Liga 3 Zona Riau di Stadion Universitas Riau, Sabtu (18/12/2021). Di menit ke-40, kepalanya berbenturan dengan kaki pemain lawan saat terjadi kemelut.

Akibat kejadian itu, Taufik tidak sadarkan diri dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Setelah mengalami koma selama beberapa hari, Taufik akhirnya dinyatakan meninggal dunia, Selasa malam (21/12/2021). (Ikuti juga berita kronologi meninggalnya Taufik Ramsyah pada tautan ini).  

"Kabar Duka. Telah berpulang TAUFIK RAMSYAH. Lahir: Banjar Padang, 12-05-2001. Wafat: Pekanbaru, 21-12-2021," tulis akun Instagram Tornado FC."Kabar Duka. Telah berpulang TAUFIK RAMSYAH. Lahir: Banjar Padang, 12-05-2001. Wafat: Pekanbaru, 21-12-2021," tulis akun Instagram Tornado FC.

Nasib tragis yang menimpa Taufik sebenarnya bukan kali ini saja dialami pesepak bola Indonesia. Sebelumnya, beberapa pemain lainnya juga meregang nyawa usai berbenturan dengan lawan. 

Siapa saja, selengkapnya simak di halaman selanjutnya.

 


Choirul Huda (Persela)

Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Empat tahun lalu lalu, Persela Lamongan kehilangan kiper terbaiknya, Choirul Huda. Penjaga gawang legendaris tim berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut meregang nyawa pada 15 Oktober 2017. . 

Benturan terjadi pada menit ke-40 saat Persela bertemu dengan Semen Padang. Saat itu, Choirul Huda berusaha mengamankan gawangnya dari ancaman pemain lawan, Marcel Sacramento. Namun, kaki rekan setimnya, Ramos Rodrigues, justru mengenai bagian dada dan rahang bawah Huda.

Choirul Huda ambruk tak sadarkan diri. Dia sempat mendapatkan pertolongan pertama, tapi akhirnya dinyatakan meninggal dunia di RSUD dr Soegiri, Lamongan pada pukul 16:45 WIB.


Akli Fairuz (Persiraja Banda Aceh)

ilustrasi

Peristiwa tragis juga pernah terjadi di laga Divisi Utama yang mempertemukan Persiraja Banda Aceh dan PSAP Sigli (10/5/2015). Derby Serambi Mekah itu memakan korban Akli Fairuz, pemain PSAP. 

Benturan bermula saat Kiper PSAP Sigli, Agus Rohman berniat mengamankan gawangnya. Dia lalu melepaskan tendangan ke arah perut bagian bawah Akli Fairuz. Akibatnya Akli tumbang dan mengerang kesakitan di dekat gawang PSAP.

Sang pemain akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Zainal Abidin untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Akli Fairuz sempat mendapatkan perawatan selama satu pekan di Rumah Sakit. Namun, nyawanya tidak terolong dan meninggal pada 15 Mei 2014 akibat luka pada bagian perut dan kantong kemih yang bocor.


Jumadi Abdi (PKT Bontang)

Jumadi Abdi

Insiden tak kalah tragis juga dialami oleh pesepak bola Jumadi Abdi pada 7 Maret 2009. Saat itu, pemain PKT Bontang itu mendapat terjangan di bagian perut oleh pemain Persela Lamongan, Deny Tarkas sata keduanya bermain di Liga Super Indonesia 2009/10.

Pertandingan di Stadion Mulawarman, Bontang itu pun berubah mencekam saat gelandang berambut gondrong itu terkapar di lapangan. Dia sempat dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani operasi, namun luka akibat terjangan Tarkas ternyata sangat parah.

Setelah mengalami kondisi kritis selama sepekan, pada 15 Maret 2009 sang pemain menghembuskan napas terakhir.

Ironisnya, saat kejadian wasit hanya memberi kartu kuning kepada Tarkas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya