Liputan6.com, Jakarta - Penerbitan saham baru PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 679 juta saham atau setara Rp 882,5 miliar.
Penerbitan saham tersebut berkenaan dengan rights issue dalam rangka PUT V. Dana rights issue akan digunakan untuk pengembangan usaha Perseroan berupa investasi teknologi informasi, penyaluran kredit, kegiatan operasional Perseroan serta penguatan permodalan Perseroan.
Advertisement
Dalam aksi tersebut, jumlah saham yang ditawarkan dalam HMETD V ini sebanyak 1.927.162.193 lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp 1.300 untuk setiap saham.
Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima Perseroan adalah sebesar Rp 2,5 triliun. Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Tjandra Gunawan mengatakan, rights issue Perseroan mengalami oversubscribed atau kelebihan permintaan akibat semakin tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank Neo Commerce dalam 10 bulan terakhir.
Utamanya setelah Perseroan berhasil bertransformasi menjadi bank digital dengan jumlah nasabah terbesar yang hingga pertengahan Desember mencapai 12,7 juta nasabah.
Rights issue ini berhasil menarik para investor baru, sedangkan investor lama tetap berpartisipasi penuh dalam aksi korporasi ini.
"Tahun 2021 ini, Bank Neo Commerce mengalami dua kali oversubscribed pada HMETD IV dan HMETD V. Tingginya minat masyarakat untuk memiliki saham Bank Neo Commerce merupakan bentuk tumbuhnya kepercayaan dari berbagai tahapan transformasi menjadi bank digital atas berbagai inovasi layanan serta produk perbankan digital yang dinilai berhasil oleh masyarakat,” ujar Tjandra dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Rabu (22/12/2021).
Dia menuturkan, raihan ini penting karena berarti Bank Neo Commerce telah berhasil meraih modal inti melebihi dari ketentuan yang dipersyaratkan oleh OJK.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemegang Saham BBYB
Bank Neo Commerce, yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia.
Sejak 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce (BBYB), dan pada 2020, Bank Neo Commerce bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK).
Pada akhir periode pelaksanaannya, pemegang saham perseroan sampai dengan 14 Desember 2021 antara lain PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98 persen, PT Gozco Capital 15,64 persen, Rockcore Financial Technology Co. Ltd 6,12 persen, Yellow Brick Enterprise Ltd. 5,17 persen, dan sisanya pemegang saham publik 48,08 persen.
Advertisement
Gerak Saham BBYB
Pada perdagangan Rabu, 22 Desember 2021 pukul 14.11 WIB, saham BBYB melonjak 5,32 persen ke posisi Rp 2.770 per saham. Saham BBYB dibuka stagnan di Rp 2.630 per saham.
Saham BBYB berada di level tertinggi Rp 2.790 dan terendah Rp 2.630 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.075 kali dengan volume perdagangan 702.201. Nilai transaksi Rp 191,4 miliar.