Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Sitorus mencium adanya unsur politis dari ancaman mogok kerja Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB). Utamanya dalam tuntutan pergantian Direktur Utama (Dirut) yang kini dipegang Nicke Widyawati.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini berharap agar elite Serikat Pekerja Pertamina menjelaskan masalah sebenarnya yang mereka tuntut, sehingga mengeluarkan ancaman mogok kerja.
Advertisement
"Jika tidak, akan berkembang spekulasi yang merugikan Pertamina dan Serikat Pekerja itu sendiri. Sudah banyak isu berkembang di luar yang menyatakan bahwa kemelut kali ini adalah bagian dari upaya untuk menjatuhkan Dirut belaka," kata Deddy dalam keterangan tertulis, Kamis (23/12/2021).
"Sepertinya, elite Serikat Pekerja punya agenda lain dengan pihak-pihak yang ingin menduduki kursi Direktur Utama, katanya," singgung dia.
Menurut Deddy, isu ini bisa saja benar jika melihat bahwa tuntutan utama FSPPB ini adalah penggantian Dirut Pertamina. Seolah-olah hanya Nicke yang bertanggung jawab soal hubungan industrial atau Perjanjian Kerja Bersama.
Jika tidak ada unsur politisnya, seharusnya Serikat Pekerja menuntut pergantian seluruh Jajaran Direksi dan Komisaris Pertamina. Sebab, tidak mungkin soal seperti itu diputuskan sendirian oleh Direktur Utama.
"Menuntut pergantian Dirut bukanlah hal yang lazim dalam perjuangan normatif pekerja. Jadi ketika poin-poin hubungan industrialnya tidak jelas, wajar saja kalau diluar isu soal kongkalikong elit Pekerja Pertamina mau menjatuhkan Dirut ini muncul," ujar Deddy.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Objek Vital Nasional
Lebih jauh, Deddy mengingatkan seluruh karyawan Pertamina mengenai tugas Pertamina dan pentingnya mereka bagi bangsa sebagai objek vital nasional.
Oleh karena itu, ia meminta negara dan Direksi mengambil tindakan tegas sesuai regulasi jika elite Serikat Pekerja tetap memaksakan mogok besar-besaran di saat memasuki libur Nataru ini.
"Saya berharap para karyawan kembali pada nurani masing-masing dan melihat apakah benar ada kegentingan yang memaksa hingga harus melakukan mogok massal saat ini," tegasnya.
"Serikat Pekerja akan berhadapan dengan rakyat banyak jika sampai pelayanan Pertamina terhenti saat sangat dibutuhkan, hanya karena ulah dan ambisi elitnya yang tidak jelas," pungkasnya.
Advertisement