Liputan6.com, Jakarta - Masakan Indonesia terkenal sebagai hidangan kaya bumbu terutama rempah. Bumbu rempah inilah yang membuat kuliner Tanah Air memiliki kekhasan dibanding negara-negara lain. Bukan perkara mudah untuk mendapatkan rempah, karena tak bisa tumbuh di banyak negara.
Saat ke luar negeri, agak sulit mendapatkan rempah-rempah khas Indonesia. Kalau pun ada, biasanya harganya sangat mahal.
Pengalaman itu yang juga dialami seorang warganet Indonesia. Ia menceritakannya di akun TikTok @selphiebong. Wanita yang menyebut dirinya Miss Bong ini merupakan orang Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
Advertisement
Dilihat dari beberapa unggahannya, ia sepertinya tinggal di San Francisco, California. Di salah satu kontennya, ia tampak mengulas harga-harga bumbu dapur dan bahan makanan khas Indonesia di salah satu toko swalayan di AS.
Rempah yang dijual dikemas dengan rapi dalam kemasan plastik transparan. Rempah tersebut dijual dengan digantung dan berlabel organik. Tampaknya hal itu juga yang membuat rempah tersebut harganya mahal.
"Ini ada sereh, kalian lihat sebatang segini ya harganya 3 dolar Amerika, ya sekitar Rp45 ribu. Ini juga ada daun jeruk nipis harganya sekitar Rp60 ribu. Ya segini cuma sedikit gini ya," ucapnya dalam unggahan pada 14 Desember 2021.
"Dan ini daun salam harganya juga Rp45 ribu, segini saja. Nah kalau di sini kalian pengin bikin rendang, daun salamnya itu disayang-sayang di sini. Ini daun bawang harganya juga Rp45 ribu sedikit juga dan organik,” ungkapnya lagi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wajar Mahal
Beralih ke rak lain, terlihat ada kunyit dan jahe. Dari beberapa bahan masakan khas Indonesia, terlihat yang paling mahal di AS: kunyit. Masih berbentuk akar dan sudah bersih, kunyit dibanderol Rp200 ribu untuk ukuran 500 gram.
"Ini yang paling fantastis harganya kunyit 15 dolar AS per setengah kilo. Itu sekitar Rp200 ribu. Ini ada jahe juga, harganya 4 dolas AS atau sekitar Rp60 ribu," ujarnya.
Unggahan itu menarik banyak perhatian warganet. Banyak yang berkomentar, wajar bahwa makanan Indonesia di AS harganya mahal, karena bahan-bahannya saja harganya mahal dan tentu tidak banyak yang menjualnya. "Bersyukurlah kita yang tinggal di Indonesia yang banyak bumbu yang harga terjangkau," komentar seorang warganet.
"Daun jeruk tinggal assalamualaikum bilang ke tetangga minta 2 lembar," komentar warganet lainnya. Sampai berita ini ditulis, unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 1,2 juta kali dan disukai lebih dari 68 ribu kali.
Advertisement
Petai dan Udang
Beberapa waktu lalu, warga Indonesia yang tinggal di Korea Selatan juga pernah membagikan harga bahan makanan khas Indonesia. Dalam unggahan di akun TikTok @rofiqkompak1 pada Juli lalu, pria bernama Rofiq itu mengatakan ingin membuat sambal cumi petai.
Ia pun pergi ke sebuah toko Asia untuk membeli bahan-bahannya. Petai yang dijual di Korea ternyata agak berbeda. Petai sudah dikupas dan dikemas menggunakan plastik kedap udara. Satu kemasan petai itu beratnya 100 gram, dan dihargai 4.000 won atau sekitar Rp50 ribu.
Di Indonesia, kalau dilihat dari beberapa laman toko online, 100 gram petai dijual sekitar Rp12 ribu sampai Rp19 ribu. Selain petai, Rofiq juga membeli cumi di toko tersebut.
"Untuk 450 gram cumi harganya di sini 6.000 Won atau sekitar Rp75 ribu," tulisnya. Ia juga membeli cabai hijau , bukan di toko tersebut, tapi di pedagang sayur yang berjualan tak jauh dari toko tersebut. "Harga cabai hijau ini 1.000 Won atau sekitar Rp12.500," ucap pria asal Cilacap ini dengan gaya bicaranya yang khas.
Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19
Advertisement