Fenomena Hujan Es hingga Pohon Tumbang Melanda Malang Akibat Cuaca Ekstrem

Hujan lebat disertai angin kencang dan fenomena hujan es di Malang berlangsung singkat pada siang hari

oleh Zainul Arifin diperbarui 24 Des 2021, 05:21 WIB
Tim BPBD Kota Malang membersihkan sisa pohon tumbang akibat hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Kamis, 23 Desember 2021.

Liputan6.com, Malang - Hujan lebat disertai angin kencang melanda Malang pada Kamis siang. Bahkan di sebagian kecil wilayah kota ini juga terjadi fenomena hujan es. Selain itu turut dilaporkan pohon bertumbangan di beberapa titik.

Fenomena hujan es terjadi di wilayah Sawojajar, sedangkan pohon tumbang di Malang dilaporkan terjadi di sejumlah titik. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, sebuah rumah dan sebuah mobil rusak akibat tertimpa pohon tumbang.

“Beberapa atap rumah rusak karena tertimpa pohon tumbang,sampai sore ini tim masih mendata. Tidak ada korban jiwa,” kata Kepala BPBD Kota Malang, Ali Mulyanto, Kamis, 23 Desember 2021.

Data BPBD Kota Malang, pohon tumbang terjadi di Sembilan titik yakni di Jalan Danau Kerinci, Jalan Dr. Cipto, Jalan Parangtritis, Jalan Sulfat SPBU, Jalan Timah, Jalan S. Priyo Sudarmo, depan SMPN 24, Jalan BS Riadi dan Jalan Kaliurang.

Sedangkan angin kencang dilaporkan melanda wilayah Jalan Terusan LA. Sucipto, Jalan Jalan Sulfat dan Purwantoro. Sedangkan mobil rusak tertimpa dahan pohon yang patah terjadi di kawasan Pasar Tawangmangu, Malang.

“Tim masih mendata kerugian material akibat kejadian ini lalu segera dilakukan penanganan lanjutan,” ucap Ali

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penjelasan Fenomena Hujan Es

Penampakan hujan es di Cianjur (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, menjelaskan hujan es yang terjadi di sebagian wilayah Malang diakibatkan fenomena cuaca ekstrem. Hujan es disebabkan awan Cumulonimbus yang terbentuk akibat pemanasan terik pada siang hari.

“Awan Cumulonimbus pada tahap matang mengalami pendinginan ekstrem sehingga berpotensi turun masih dalam bentuk partikel es,” kata Kepala Stasiun BMKG Karangploso Malang, Anung Suprayitno dalam keterangan tertulisnya.

Menurutnya, hujan es selalu berasal dari awan cumulonimbus, namun tidak setiap ada awan itu selalu disertai hujan es. Fenomena ini pun hanya terjadi dalam skala lokal atau tak meluas, dalam radius antara 5-10 kilometer serta berlangsung singkat.

“Adanya cuaca ekstrem ini sesuatu yang lumrah karena sekarang masuk masa pergantian musim menuju musim hujan,” ujar Anung.

BMKG mengimbau masyarakat selalu berhati-hati selama cuaca ekstrem berlangsung. Terutama masyarakat yang tinggal di wilayah rawan ancaman bencana hidrometeorologi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya