Liputan6.com, Jakarta - Kota Lubuklinggau adalah kota setingkat kabupaten yang berada paling barat wilayah provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Status "kota" untuk Lubuklinggau ditetapkan melalui UU No. 7 Tahun 2001 dan diresmikan pada 17 Agustus 2001. Kota ini hasil pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas. Hasil sensus penduduk pada 2020 mencatat jumlah penduduk kota ini sebanyak 234.166 jiwa, terdiri dari laki-laki 118.042 jiwa dan perempuan 116.124 jiwa.
Secara geografi, Kota Lubuklinggau memiliki posisi strategis pada jalur transportasi lintas Sumatra. Lubuklinggau berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas di sebelah utara, timur, dan selatan; Provinsi Bengkulu di sebelah selatan; dan Provinsi Bengkulu di sebelah barat. Wilayah Kota Lubuklinggau terdiri dari 66,5 persen dataran rendah yang subur dengan struktur 62,75 persen tanah liat. Keadaan alamnya terdiri dari hutan potensial, sawah, ladang, kebun karet, dan kebun lainnya
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Manokwari. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Manokwari yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Baca Juga
Advertisement
1. Sejarah Lubuklinggau
Tahun 1929 status Lubuklinggau adalah sebagai Ibu Kota Marga Sindang Kelingi Ilir, di bawah Onder District Musi Ulu. Onder District Musi Ulu beribu kota di Muara Beliti. Pada 1933, ibu kota Onder District Musi Ulu dipindah dari Muara Beliti ke Lubuklinggau. Pada 1942-1945, Lubuklinggau menjadi Ibu kota Kewedanan Musi Ulu dan dilanjutkan setelah kemerdekaan.
Pada waktu Clash I tahun 1947, Lubuklinggau dijadikan Ibu kota Pemerintahan Provinsi Sumatra Bagian Selatan. Tahun 1948, Lubuklinggau menjadi Ibu kota Kabupaten Musi Ulu Rawas dan tetap sebagai Ibu kota Keresidenan Palembang. Pada 1956 ,Lubuklinggau menjadi Ibu kota Daerah Swatantra Tingkat II Musi Rawas.
Tahun 1981 dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tanggal 30 Oktober 1981 Lubuklinggau ditetapkan statusnya sebagai Kota Administratif. Pada 2001 dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 Lubuklinggau statusnya ditingkatkan menjadi Kota. Pada 17 Oktober 2001, Kota Lubuklinggau diresmikan menjadi Daerah Otonom.
2. Transportasi
Kota Lubuklinggau memiliki alat transportasi seperti angkutan kota, becak, dan ojek. Kota ini juga punya sebuah bandara, yaitu Bandar Udara Silampari yang berjarak sekitar 5 Km dari pusat kota. Bandara tersebut sampai saat ini melayani rute menuju Jakarta dengan maskapai Nam Air dan Batik Air.
Bandara juga melayani rute menuju Palembang dengan maskapai Wings AirLubuklinggau juga memiliki stasiun kereta api, yaitu Stasiun Lubuklinggau yang terletak di dekat pusat kota. Stasiun ini melayani rute ke Palembang dengan Kereta api Selero dan Sindang Marga.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3. Batik Lubuklinggau
JYK, label fesyen lokal yang berbasis di Jakarta, memanfaatkan batik durian untuk koleksi Spring/Summer 2022 di ajang fesyen bergengsi Milan Fashion Week 2021. Pekan mode itu berlangsung pada 21-27 September 2021 di Palazzo Visconti di Modrone, Milan, Italia.
Sang desainer, Jenny Yohana Kansil mengungkapkan gaya yang dihadirkan terinspirasi dari gaya punk era 70an. Ia memadukan dengan kain batik durian yang berkolaborasi dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kota Lubuklinggau.
Yetti Oktarina Prana, Ketua Dekranasda Lubuklinggau dan Ketua Tim Penggerak PKK, mengaku awalnya ragu membawa batik durian Lubuklinggau ke kancah kancah internasional. Menurutnya, batik durian Lubuklinggau masih tergolong muda dan sederhana ketimbang batik-batik Indonesia lainnya.
Ia menyebut sejak tampil di Milan Fashion Week 2021, peminat dari batik durian melonjak. Karena terbilang batik baru, Rina menjelaskan batik ini tidak memiliki aturan khusus sehingga lebih fleksibel diolah. Pemilihan nama batik dikarenakan Kota Lubuklinggau merupakan kota penghasil buah durian. "Durian kita luar biasa bagusnya, kalau bisa saya bilang durian kita mungkin salah satu yang terbaik," ujar Rina.
4. Masjid Agung dan Pohon Kurma
Masjid Agung As-salam termasuk salah satu bangunan populer di Kota Lubuklinggau. Kota ini tidak hanya memiliki tempat wisata alam yang indah, namun Anda bisa juga berkunjung ke tempat wisata spiritual seperti Masjid Agung As-salam, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Agung Lubuklinggau.
Di halaman depan Masjid terdapat air mancur yang menari-nari di waktu kumandang Azan, serta 40 buah pilar tiang masjid menggambarkan usia Nabi Muhammad SAW menjadi Rosul. 63 pohon kurma menggambarkan usia Nabi Muhammad SAW. Pohon kurma ini didatangkan langsung dari Arab Saudi.
Ada juga kantin Duafa Islamic Center (Kantor bersama Lembaga Islam) dan Menara Kakak Adik yang salah satu menaranya dapat dinaiki oleh jamaah untuk melihat Kota Lubuklinggau dari ketinggian.
Advertisement
5. Wisata Lubuklinggau
Pada 2013, Pemerintah Kota Lubuklinggau membuat program VISIT LUBUKLINGGAU 2015 dalam rangka meningkatkan kepariwisataan Kota Lubuklinggau. Mereka punya sejumlah tempat wisata menarik. Salah satunya adalah Bukit Sulap, yang letaknya sekitar dua kilometer dari pusat kota. Tempat wisata ini sudah dilengkapi toko-toko dan warung-warung.
Selanjutnya, ada Air Terjun Temam atau disebut juga "Niagara Lubuklinggau", Pada malam hari, air terjun ini akan terlihat lebih bagus karena dilengkapi dengan lampu sorot.
Ada juga Bendungan Watervang yang merupakan wisata tertua di kota Lubuklinggau bahkan lebih tua dari usia Kota Lubuk Linggau. Nama Watervang berasal dari bahasa Belanda yang berarti perangkap air. Seperti namanya, Watervang dibuat saat masa penjajahan Belanda untuk membendung air dari sungai kelingi untuk dialirkan ke irigasi. Wisatawan yang berkunjung ke tempat ini akan dimanjakan dengan pemandangan alam sekitar bendungan.
Selain itu ada Masjid Agung Darussalam Musi Rawas, Kampng Warna Warni Lubuklinggau, Taman Bunga Tepian Kelingi, Museum Subkoss Garuda, Jamso Lubuklinggau, dan masih banyak lagi.
6. Kuliner khas Lubuklinggau
Salah satu kota dengan berbagai pilihan makanan khas di Sumatera Selatan adalah Kota Lubuklinggau. Salah satunya adalah Ayam Teciyet, yang merupakan masakan yang terbuat dari ayam kampung goreng dan diberi bumbu campuran aneka rempah-rempah seperti daun bawang, daun kemangi, dan cabai.
Untuk menambahkan kesegaran, ayam ini juga disajikan dengan tomat. Ada Burgo yang merupakan makanan khas Lubuklinggau yang dapat digunakan sebagai makanan utama dan camilan. Ada juga Sambal Kabau yang merupakan buah dengan aroma khas seperti jengkol dan petai. Sebagai campuran sambal, kabau bisa digoreng dan ditumbuk secara halus atau ditumbuk secara kasar. Kabau juga dapat dijadikan campuran pada tumis sayur.
Selain itu, ada Ikan Salai khas Lubuklinggau, olahan ikan patin dengan proses pengasapan. Untuk menghasilkan ikan salai yang lezat, ikan patin yang akan diasap harus dalam kondisi segar. Tidak hanya ikan patin, banyak variasi ikan salai yang tidak kalah lezat seperti ikan salai lele dan ikan nila.
Ada juga Lempok Durian. Durian memang menjadi kekhasan Lubuklinggau dan dijadikan makanan khas seperti lempok. Jangan terkecoh dengan tampilannya yang mirip dengan dodol. Jika dodol diolah dengan tepung beras dan durian sebagai perisanya, lempok durian terbuat dari durian seutuhnya dengan tambahan gula merah dan garam, tanpa tambahan tepung beras.
8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19
Advertisement