Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini viral di sosial media sebuah video yang memperlihatkan adegan syuting sinetron di lokasi pengungsian Gunung Semeru.
Syuting sinetron tersebut diproduksi oleh sebuah rumah produksi VP untuk sinetron yang berjudul Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM).
"Pantaskah tempat korban bencana di pakek syuting film seperti ini berpelukan di depan anak2 kayak gini .......
Ini tempat pengungsian yg terkenak bencana bukan tempat syuting film seperti ini jagalah perasan para pengungsi......
Hargai lah yg jadi relawan di lapangan mereka tidak tau hujan atau panas untuk urus ini itu........... Ya masak iya pemerintah ijin kn ini........... Para pengungsi merasa sangat terganggu," tulis pemilik akun Facebook Alea Eustace disertai unggahan video.
Baca Juga
Advertisement
Aksi syuting di lokasi bencana tersebut pun lantas mendapatkan protes dari sejumlah relawan.
"Sangat tidak etis ketika dalam masa bencana seperti ini take shooting di lokasi pengungsian. Apalagi dalam framenya ada adegan berpelukan yang disaksikan anak anak pengungsi," kata Aphan dari Relawan Malang, dikutip dari TimesIndonesia, Rabu 22 Desember 2021.
Rumah Produksi Verona Indah Pictures dikritik keras. Mereka pun meminta maaf melalui akun Instagramnya bila peroses syuting merugikan para korban bencana.
Berikut deretan fakta terkait viral video yang memperlihatkan adegan syuting sinetron di lokasi pengungsian Gunung Semeru dihimpun Liputan6.com:
1. Diunggah Sebuah Akun Facebook
Sebuah video viral adegan syuting sinetron di lokasi pengungsian Gunung Semeru beredar di media sosial.
Syuting tersebut untuk kepentingan penayangan sinetron berjudul Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM) yang diproduksi oleh sebuh rumah produksi VP.
Pemilik akun Facebook Alea Eustace mengunggah video viral tersebut. Ia juga mengunggah surat disposisi pemerintah daerah yang memberikan izin atas pelaksanaan kegiatan tersebut.
"Pantaskah tempat korban bencana di pakek syuting film seperti ini berpelukan di depan anak2 kayak gini .......
Ini tempat pengungsian yg terkenak bencana bukan tempat syuting film seperti ini jagalah perasan para pengungsi......
Hargai lah yg jadi relawan di lapangan mereka tidak tau hujan atau panas untuk urus ini itu........... Ya masak iya pemerintah ijin kn ini........... Para pengungsi merasa sangat terganggu," tulisnya.
Advertisement
2. Diprotes Relawan
Aksi syuting di lokasi bencana tersebut mendapat protes dari sejumlah relawan.
"Sangat tidak etis ketika dalam masa bencana seperti ini take shooting di lokasi pengungsian. Apalagi dalam framenya ada adegan berpelukan yang disaksikan anak anak pengungsi," kata Aphan dari Relawan Malang, dikutip dari TimesIndonesia, Rabu 22 Desember 2021.
Aphan menyebutkan, para pengungsi saat ini terutama anak-anak membutuhkan trauma healing pasca bencana alam yang menimpanya.
Ia menyayangkan sikap perusahaan entertainment karena dianggap tidak memiliki empati terhadap sesama yang sedang diuji bahkan ada yang kehilangan anggota keluarganya.
"Sinetronnya pun temanya juga bukan tema tentang bencana. Menurut saya ini hanya untuk menaikkan ratting dengan memanfaatkan bencana sebagai background sinetronnya. Sangat tidak arif," tegasnya.
Senada, Relawan Malang Crisis Center (MCC) Laksamana Safril M menyayangkan aksi syuting sinetron di lokasi terdampak bencana Erupsi Gunung Semeru.
"Kami tidak menolak syuting film apapun selama lokasi syuting tidak tidak memanfaatkan dampak bencana hanya untuk komersial dan rating semata," pungkasnya menanggapi syuting sinetron di lokasi pengungsian erupsi Gunung Semeru.
3. Syuting Ternyata Tak Memiliki Izin
Sinetron Terpaksa Menikahi Tuan Muda (TMTM) tengah menghebohkan publik, lantaran syuting di posko pengungsian erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur. Hal itu diketahui dari potongan video di media sosial, saat Rebecca Tamara sedang beradu akting dengan lawan mainnya.
Terkait hal itu, Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Gatot Repli Handoko angkat bicara. Bahwa rumah produksi yang membuat sinetron TMTM ternyata tak memiliki izin untuk syuting di lokasi tersebut.
"Izin ke kami enggak ada. Enggak ada (izin tim produksi). Ke Polres Lumajang juga enggak ada," kata Kombes Pol Gatot Repli saat dikonfirmasi, Kamis 23 Desember 2021.
Tak hanya dari pihak kepolisian, rumah produksi Verona Pictures juga tak memiliki izin dari Satgas Covid-19 setempat.
"Satgas pun, informasi yang saya terima belum dapat informasi (surat izin)," ucap Gatot.
Advertisement
4. Syuting Dihentikan dan Imbau Tak Lagi Dilakukan
Selain tak mengantongi izin, masyarakat banyak yang protes agar syuting tersebut dihentikan. Mereka menganggap tak elok melakukan syuting di tempat terjadinya bencana.
"Kami juga tidak dapat informasi, cuma kami cek situasinya banyak yang protes ke kami. Jadi kami ambil tindakan untuk meminta kepada rumah produksi untuk menghentikan kegiatan itu yang kita lakukan dulu," kata Gatot melanjutkan.
Sejauh ini pihak kepolisian belum berencana melakukan pemanggilan terhadap tim sinetron Terpaksa Menikahi Tuan Muda. Yang pasti ia menghimbau agar menghentikan syuting.
"Belum (ada rencana pemanggilan). Makanya kami mengimbau kegiatan tersebut supaya dihentikan dulu. Itu yang kami lakukan sementara," jelas Kombes Pol Gatot Repli.
5. Pihak Rumah Produksi Minta Maaf
Rumah Produksi Verona Indah Pictures dikritik keras karena menjadikan posko pengungsian erupsi gunung Semeru sebagai lokasi syuting Terpaksa Menikahi Tuan Muda.
Di media sosial tersebar video pemerannya, yaitu Rebecca Tamara dan lawan mainnya sedang berakting. Tampak korban pengungsian melihat jalannya syuting dari balik tenda posko.
Melalui akun Instagramnya, pihak rumah produksi menyampaikan permohonan maaf bila peroses syuting merugikan para korban bencana.
"Dan jika kami ada menyinggung para korban dengan kedatangan kami, kami sungguh sungguh minta maaf dari lubuk hati kami yang terdalam," tulisnya, Rabu 22 Desember 2021.
"Karena tidak ada sedikitpun niat kami untuk memanfaatkan situasi yang ada demi kepentingan konten," sambung pihak Verona Indah Pictures.
Pihak rumah produksi lalu mengurai tujuannya melakukan proses syuting di lokasi posko bencana erupsi Gunung Semeru.
"Ketika mendengar tentang duka yang tengah menyelimuti warga Lumajang, TIM Verona segera memikirkan cara untuk bisa meringankan sedikit beban para korban... Bukan hanya dengan bantuan materil, tapi juga dengan membawa sedikit hiburan untuk para pengungsi," paparnya.
Tim produksi mengaku senag karena kehadiran mereka dianggap dapat menghibur lara para korban bencana.
"Bahagia bisa melihat tawa dan senyuman di wajah para pengungsi ketika melihat kedatangan kami... Mudah-mudahan saudara saudari kami yang berada disekitar gunung Semeru bisa segera dipulihkan dan diberikan kekuatan," ungkapnya.
Advertisement
6. Pemain Sinetron Meminta Maaf
Terkait masalah syuting sinetro, Rebecca Tamara selaku salah satu pemain juga telah meminta maaf.
"Assalamualaikum, saya Rebecca, ingin meminta maaf sebesar2 nya atas kejadian ini. Saya mengakui kesalahan saya untuk menerima adegan tersebut sesuai arahan," tulisnya di akun Instagram.
Aktor Leo Consul saat ini diketahui tengah terlibat dalam sebuah sinetron berjudul Terpaksa Menikahi Tuan Muda. Melalui unggahan di Instagram juga meminta maaf.
"My sincerest apologies. Tujuan saya disini bukan untuk membela diri tapi hanya untuk bener-bener meminta maaf sebesar-besar nya. Tidak ada yang melihat betapa hancurnya hati saya saat saya melihat korban2 disana yang terdampar di keadaan yang sangat menyedikan. I wept inside while I prayed silently because I believe nobody has to see that. I hope a single mistake won’t discount my truest intention," tulis Leo Consul.
Dalam permohonan maafnya itu, Leo Consul menyadari kesalahannya. Ia mengaku tidak ada niat sama sekali untuk menyakiti hati para korban. Ia menyayangkan keputusannya yang kurang teliti dalam menilai situasi yang terjadi.
"To All my Indonesian fans and friends.. Saya Leo Consul memohon maaf sebesar besarnya atas kejadian yang terjadi dalam proses shooting Terpaksa Menikahi Tuan Muda. Tidak ada sedikitpun niat saya ataupun tim untuk menyakiti hati para korban gunung Semeru.. Saya harusnya lebih teliti dalam menillai situasi dan kondisi," tulisnya.
"Saya tau permintaan maaf saya ini tidak bisa menebus kesalahan saya, tapi ini adalah kewajiban moral saya untuk bersuara atas rasa sakit yang telah saya timbulkan. Untuk itu sekali lagi saya mohon maaf sebesar besarnya jika saya telah menyinggung para korban dalam kegiatan shooting ini," tambah Leo Consul.
Terakhir, Leo mendoakan para korban erupsi gunung Semeru agar selalu kuat dan tabah dalam menghadapi ujian ini.
"Saya mendoakan hanya yang terbaik untuk para korban, semoga diberikan kekuatan, dan ketabahan oleh Tuhan YME. Saya bersama korban gunung Semeru. Love. Leo Consul," tutupnya.