Liputan6.com, Jakarta Nahdlatul Ulama(NU) memiliki Ketua Umum baru. Adalah KH. Yahya Cholil Staquf yang terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdtlatul Ulama (PBNU).
Gus Yahya terpilih untuk periode 2021-2026. Ia menggantikan KH Said Aqil Siroj lewat pemilihan yang berlangsung dengan sistem voting.
Advertisement
Seperti disiarkan langsung TVNU lewat kanal Youtube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Gus Yahya terpilih menjadi Ketum PBNU setelah mengantongi 337 suara.
Gus Yahya unggul dari calon lainnya yakni KH Said Aqil Siroj yang mengantongi 210 suara. Sementara, ada satu suara abstain.
Sebelum mengerucut kepada Gus Yahya dan KH Said Aqil, ada tiga nama lain yang masuk ke dalam bursa yakni As'ad Said Ali, Marzuqi Mustamar, dan Ramadhan Buayo.
Namun ketiganya tidak berlanjut ke fase selanjutnya. Pasalny, ketiganya tidak mengumpulkan lebih dari 99 suara, sesuai dengan AD/ART PBNU.
As'ad Said Ali mengantongi 17 suara, lalu Marzuqi Mustamar 2 suara, Ramadhan Buayo 1 suara, abstain 1 suara, dan 1 suara batal. Sehingga hanya 552 suara atau berkurang 6 suara dari total 558 muktamirin yang memiliki hak suara.
KH Miftachul Akhyar Terpilih Kembali
Sementara itu, KH Miftachul Akhyar kembali terpilih menjadi Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026.
Pemilihan dilakukan melalui musyawarah sembilan anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) pada Muktamar ke-34 NU di Universitas Lampung, Bandar Lampung, Jumat dini hari, (24/12/2021).
"Kami semua sepakat para sesepuh kiai dan tidak ada perbedaan pendapat, kami bulat sepakat menunjuk kepada Kiai Miftachul Akhyar menjadi Rais Aam PBNU 2021-2026," ujar Anggota AHWA KH Zainal Abidin saat membacakan hasil musyawarah.
Advertisement