Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa pandemi COVID-19 bisa usai di akhir 2022 seperti yang ditargetkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tapi dengan beberapa catatan.
“Bicara target WHO selesai 2022, kalau saya opsi optimisnya bisa berakhir di akhir 2022 dengan catatan vaksinasi dua dosis dunia bisa tercapai setidaknya pada September,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Jumat (24/12/2021).
Advertisement
“Ditambah populasi berisiko seperti lanjut usia (lansia) dan tenaga pelayanan publik sudah di-booster (vaksin penguat) menjelang akhir kuartal terakhir 2022. Itu akan membawa kondisi di mana banyak benua termasuk negara dalam fase lebih terkendali.”
Catatan lainnya, target ini dapat tercapai jika tidak ada varian baru yang "lebih hebat" dari Omicron dan Delta. Maka dari itu, respons dunia perlu diperkuat dengan membangun sinergi yang kuat, kata Dicky.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Simak Video Berikut Ini
Tidak Ada Skenario Tunggal
Dicky menambahkan, tidak ada skenario tunggal dalam prediksi akhir pandemi. Para ahli membagi prediksi ini dalam 3 skenario besar.
“Dari semua skenario itu yang jelas pada akhir 2021 ini atau bahkan awal 2022 potensi bahwa pandemi ini akan berakhir sangat-sangat kecil.”
Hal ini berkaitan dengan seberapa banyak warga dunia yang telah memiliki imunitas. Baik karena vaksinasi maupun karena infeksi.
“Bicara konteks itu, Indonesia kurang lebih posisinya 40 persen atau kurang, virus ini juga relatif baru bagi manusia dan mutasinya cepat sehingga masih perlu waktu untuk mencapai titik stabil. Skenario terburuknya mungkin ini masih butuh waktu 2 tahun ke depan untuk berakhir.”
Advertisement
Tantangan Mengakhiri Pandemi
Di sisi lain, tantangan pencapaian akhir pandemi 2022 adalah varian Omicron. Berdasarkan tren terakhir, varian ini diprediksi akan mendominasi dunia di akhir Januari atau awal Februari 2022.
“Termasuk di Indonesia tampaknya akan mulai lebih banyak di awal Januari dan Februari (2022). Ini belum bisa dihilangkan karena ada kecenderungan Delta dan Omicron bisa berdampingan atau kemungkinan lainnya Omicron bisa lebih mendominasi ketimbang Delta.”
Dua kemungkinan ini sudah terjadi, di Amerika Serikat Omicron lebih mendominasi daripada Delta. Sedang di beberapa negara lain, Omicron dan Delta cenderung berjalan beriringan.
Infografis 5 Tips Tidur Malam Berkualitas di Masa Pandemi COVID-19
Advertisement