Dokter Masih Sering Meresepkan Obat Paten Dibanding Generik

Kebanyakan pasien memang cenderung memilih obat paten dibandingkan generik. Obat generik yang murah kadang dianggap kurang berpengaruh terhadap kesehatan pasien.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Jan 2013, 09:17 WIB
Kebanyakan pasien memang cenderung memilih obat paten dibandingkan generik. Obat generik yang murah kadang dianggap kurang berpengaruh terhadap kesehatan pasien.

Sebuah survei menunjukkan kalau dokter sering menyerah ketika memberikan obat generik kepada pasien. Kepercayaan terhadap obat paten ini justru menambah miliaran biaya untuk pasien menurut Eric Campbell, dari Harvard Medical School di Boston.

"Dokter memiliki tanggung jawab profesional dengan tidak menyia-nyiakan sumber daya medis. Kita harus mendidik dokter dan pasien tentang pemborosan ini,"jelasnya.

US Food and Drug Administration (FDA) juga sudah melakukan pemantauan terhadap obat generik dengan bahan aktif maupun dosisnya. Obat generik juga dievaluasi oleh FDA dengan persetujuan khusus dari obat-obat paten yang terkenal, seperti yang dilansir Foxnews, Kamis (10/1/2013)

Menurut FDA, penggunaan obat generik 80-85% bisa menyelamatkan Amerika sekitar 158 miliar dolar pada tahun 2010.

Sekitar 4 dari 10 dari hampir 1.900 dokter di spesialisasi medis mengatakan kalau mereka jarang meresepkan obat generik karena pasien mereka menginginkan versi bermerek.

Para peneliti juga menemukan kalau dokter penyakit dalam dan psikiater lebih cenderung menuliskan resep untuk pil bermerek lebih dari yang generik, dibandingkan dengan spesialis lainnya.

Para peneliti juga menemukan kalau dokter penyakit dalam dan psikiater sering menulis resep paten untuk pasiennya dibandingkan dengan spesialis lainnya.

"Meskipun pengaruh obat generik sudah banyak dibantu oleh farmasi, adanya upaya dari pusat medis juga adalah hal yang penting," kata Dr Alex Federman dari Gunung Sinai School of Medicine di New York, yang telah mempelajari penggunaan obat generik.

Televisi dan iklan juga mempengaruhi pasien untuk memilih jenis obat yang diinginkan. Selain Amerika Serikat, Selandia baru juga mengajak pasien untuk beralih ke obat generik melalui iklan televisi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam artikel lain bersama studi Campbell, peneliti yang dipimpin oleh Dr. Jonas Green dari Cedars Sinai Health System in Los Angeles mengamati penurunan kolesterol dari lipitor atau statin dan tidak menemukan bukti kalau versi bermerek lebih baik daripada obat generik.

"Lipitor dipasarkan oleh Pfizer, yang sekarang tersedia dalam bentuk generik yang merupakan obat terlaris dalam sejarah,"kata Green.

Penggunaan Lipitor bisa menghabiskan US$ 150 hingga US$ 200 per bulan, tergantung pada dosis. Dibandingkan dengan versi generik yang hanya menghabiskan US$ 35 sampai US$ 50  per bulan.

"Untuk pasien, ajukan pertanyaan ketika minta diberikan resep oleh dokter. Minta generik jika tersedia, "kata Green.

"Menggunakan obat generik adalah cara untuk menghemat uang untuk diri sendiri," kata Federman.

"Saya menyarankan agar pasien yang khawatir mengambil obat generik bisa mencoba efeknya terlebih dahulu. Jika memang tidak berpengaruh, pasien bisa mencoba untuk minta resep lainnya dari dokter," tambahnya.

Pasien harus paham tentang apa sebenarnya obat generik. Karena obat paten dan generik sama-sama memberikan khasiat yang sama.

Penelitian ini dipublikasikan dalam Internal Medicine JAMA. (FIT/MEL)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya