Sterilisasi Jelang Natal di Kendari, Polisi Bawa Anjing Pelacak Keliling Gereja

Polisi menyertakan unit anjing pelacak saat mengamankan gereja di Kendari.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 24 Des 2021, 22:00 WIB
Polisi menyertakan unit anjing pelacak saat mengamankan gereja di Kendari.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara melakukan sterilisasi gereja menjelang perayaan ibadah Natal di Kota Kendari, Jumat (24/12/2021). Polisi dari Sat Brimobda Sulawesi Tenggara membawa serta fasilitas pendeteksi bahan peledak dan anjing khusus unit K-9 di Polda Sultra.

Anjing yang dibawa polisi saat mengamankan gereja, jenis Belgian millinois, salah satu jenis anjing yang sering dipakai dalam menjinakkan bom. Anjing ini, dipakai berkeliling di sekitar gereja, mendatangi sejumlah titik, ditemani seorang pawang dari anggota kepolisian.

Diketahui, K-9 merupakan unit khusus beranggotakan anjing pelacak. Saat ini, Polda memiliki sekitar 10 ekor anjing pelacak, dua di antaranya dari Unit K-9.

Polisi, melalukan sterilisasi pada 12 gereja yang tersebar di dalam Kota Kendari. Upaya ini, dilakukan sejak siang hingga menjelang malam. Selain itu, ada pos penjagaan yang ditempatkan polisi di dalam halaman parkir beberapa gereja besar.

Wadanyon Gegana Sat Brimob Polda Sultra AKP Komang Sulastra berharap, kondisi aman sehingga semua umat Kristiani di Sulawesi Tenggara merasa nyaman beribadah.

"Kami datang, memastikan agar kondisi gereja aman, sudut-sudut gereja kami periksa, untuk memastikan keamanan yang tentunya sangat diharapkan saat pelaksanaan ibadah Natal," jelas Komang Sulastra.

Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi bersama Kapolda Irjen Pol Teguh Pristiwanto ikut datang mengecek kondisi sejumlah gereja, sekaligus bersilaturahmi dengan pengurus gereja sebelum perayaan Natal.

"Kondisinya bagus, kami datang Forkompinda, untuk memastikan kondisi aman.

Dia juga mengucapkan selamat atas perayaan Natal dan Tahun Baru. Dia berharap, dengan adanya protokol kesehatan semua warga di Kota Kendari dan Sultra secara umumnya, bisa beribadah dengan baik.

"Tapi ini butuh kerja keras, semua masyarakat, tokoh agama, alim ulama harus bahu-membahu. Perketat 3 M dan 3 T, seluruh masyarakat diharapkan bisa vaksin sehingga varian baru omicron bisa teratasi," ujarnya.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Durasi Ibadah Natal Lebih Pendek

Durasi Pelaksanaan ibadah Natal tahun 2021 lebih pendek dibanding sebelumnya.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Ibadah Natal tahun ini, durasinya lebih pendek dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pengurus gereja memaksimalkan waktu pelaksanaan selama 1,5 hingga maksimal 2 jam. Sebelumnya, bisa sampai tiga jam.

Badan Pekerja Majelis Gereja Ora Et Labora Sulawesi Tenggara sekaligus Wakil Ketua II Martin Efendi Patulak menyatakan, kehadiran jemaat gereja juga dbatasi.

"Hanya maksimal, 250 orang saja. Biasanya sampai 600 orang hingga 1500 orang. Namun, kami antisipasi sebagian jemaat beribadah di rumah melalui live streaming yang kami sudah sediakan," jelasnya.

Dia menyatakan keprihatinan, namun menurutnya semua mesti dilakukan sesuai prokes. Meskipun menurutnya, pada tahun-tahun sebelumnya, pihak gereja sampai mendirikan tenda di halaman untuk menampung jemaat.

"Kami juga terima kasih, karena ibadah dijaga pihak TNI Polri, dalam pengamanan malam Natal dan hari Natal sehingga diharapkan memberikan kenyaman dan keamanan," katanya.

Terkait protokol kesehatan, pihak gereja cukup ketat. Mereka menyediakan cuci tangan di depan pintu masuk. Kemudian, menitip pesan kepada jemaat yang sedang kurang fit kondisi badannyua agar tak hadir dan melaksanakan ibadah di rumah saja.

Diketahui, tema Natal kali ini yakni "Dengan Natal Kristus, Kita Wujudkan Kasih Persaudaraan yang Tulus kepada Sesama untuk Memperkokoh Hidup Rukun dan Damai dalam Geraja Sultra, Masyarakat Sultra, dan Republik Indonesia".


Halaman Masjid Jadi Lokasi Parkir

Warga Gereja memarkir mobil di halaman masjid Agung Al Kautsar Kendari.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Gereja terbesar di Kota Kendari Ora Et Labora, diketahui berhadapan langsung dengan salah satu masjid terbesar di Kota Kendari, Masjid Agung Al Kautsar. Keberadaan kedua lokasi ibadah berbeda agama ini, menjadi bukti toleransi yang kuat di Kota Kendari.

Saat pelaksanaan ibadah Natal 2020, lokasi parkiran gereja hampir tidak mampu menampung kendaraan roda dua dan roda empat. Sejumlah jemaat memarkir kendaraannya di luar halaman gereja.

Pengurus masjid, melihat hal ini, sengaja membuka pintu samping dan membiarkan pemilik kendaraan yang hendak beribadah masuk memarkir kendaraan roda dua dan empat. Terlihat di lokasi, sejumlah anggota kepolisian ikut membantu mengamankan jalan raya dan memandu warga yang hendak beribadah keluar masuk halaman masjid.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya