Garuda Indonesia Potong Gaji Direksi dan Komisaris 50 Persen

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengkonfirmasi telah memangkas seluruh gaji direksi dan komisaris maskapai pelat merah tersebut hingga 50 persen.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 24 Des 2021, 19:30 WIB
Petugas kargo memasukkan kontainer berisi empat orangutan Sumatera diselamatkan dari pemeliharaan illegal dan Kalimantan berkelamin betina bernama Ucokwati dan Mungil ke dalam bagasi pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-300 (GA215) di Bandara Yogyakarta (12/04/2021). (Liputan6.com/Pool/GIA)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengkonfirmasi telah memangkas seluruh gaji direksi dan komisaris Garuda Indonesia hingga 50 persen.

Potongan gaji itu bahkan lebih besar daripada yang diberikan kepada karyawan Garuda Indonesia sebesar 30 persen. Kebijakan ini dilakukan untuk menekan beban biaya operasional perusahaan.

Irfan menyatakan, seluruh direksi dan komisaris Garuda Indonesia tidak ada yang menolak putusan tersebut, dan menerima besaran gaji yang hanya 50 persen.

"Enggak lah, kan ini bagian dari upaya bersama menyingkapi situasi kekinian. Tentu terasa berat buat semua tim, tapi tindakan ini perlu dan penting," tegas Irfan kepada Liputan6.com, Jumat (24/12/2021).

Buka hanya pemangkasan gaji, Garuda Indonesia pun memberlakukan skema terbang gilir untuk pilotnya. Jadi, pilot yang tak terbang pada bulan tertentu tidak akan mendapatkan gaji.

"Penurunan jumlah pilot besar, lebih dari 200 orang berlakukan periode adjust kerja bergilir. Kita tak akan lakukan pembayaran gaji (saat tidak terbang), ini kesepakatan bersama dan juga kepentingan pegawai," ungkap Irfan.

Sebelumnya, Garuda Indonesia juga telah mengurangi jumlah pegawai 30,56 persen selama Januari 2020-November 2021. Total jumlah pegawai yang berkurang mencapai 2.491 orang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Garuda Indonesia Jamin Operasional Penerbangan Normal Selama PKPU

Pemandangan pesawat Garuda Indonesia yang bisa dilihat dari bourding lounge Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (24/04). Terminal ini mampu 25 juta calon penumpang per tahun. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus mengakselerasikan upaya restrukturisasinya dengan membangun komunikasi konstruktif dengan para kreditur, lessor maupun stakeholder terkait.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra pada rapat kreditur pertama melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sementara di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (21/12/2021).

Rapat ini merupakan agenda pertama dari rangkaian proses PKPU yang diajukan oleh PT Mitra Buana Koorporindo (MBK) selaku kreditur.

Didampingi oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia, Prasetio serta bersama-sama dengan para penasihat hukum dan keuangan yang secara resmi mendampingi keseluruhan proses PKPU.

Garuda turut menjelaskan kondisi terkini dan tantangan kinerja usaha yang dihadapi Perusahaan, termasuk menyampaikan skema rencana perdamaian yang telah disusun sebagai bagian dari proses restrukturisasi kepada para kreditur dan Tim Pengurus yang telah ditunjuk oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Irfan menegaskan, Garuda Indonesia  akan terus secara proaktif membuka diskusi dengan para kreditur demi kesuksesan restrukturisasi perusahaan.

“Sebagaimana yang disampaikan oleh Tim Pengurus bahwa  PKPU bukanlah kepailitan, melainkan sebuah upaya mencapai kesepakatan terbaik terhadap langkah langkah penyelesaian kewajiban usaha Garuda Indonesia terhadap kreditur,” jelasnya.

Mengingat situasi yang sedang dihadapi, Garuda Indonesia secara konsisten terus mengedepankan komitmennya untuk menegakan prinsip transparansi dan good faith sehingga harapannya proses PKPU dapat berlangsung secara optimal, efisien, dan juga adil bagi seluruh pihak.

“Kami sangat terbuka untuk bernegosiasi dan berdialog secara damai dan berbasis goodwill dengan para kreditur dan lessor,” ucap Irfan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya