Qatar National Bank Kucurkan Modal Rp 1,5 Triliun ke BKSW

PT Bank QNB Indonesia Tbk telah menerima penempatan dana berupa dana setoran modal dari Qatar National Bank.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Des 2021, 08:00 WIB
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) mendapatkan modal dari pemegang saham pengendali perseroan Qatar National Bank pada 22 Desember 2021.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (25/12/2021), PT Bank QNB Indonesia Tbk telah menerima penempatan dana berupa dana setoran modal dari Qatar National Bank sebesar Rp 1,5 triliun.

“Penempatan dana berupa setoran modal dari Qatar National Bank bertujuan untuk terus memperkuat permodalan,” tulis manajemen Bank QNB Indonesia.

Perseroan menyatakan ada dana tambahan modal itu diharapkan berdampak positif untuk kondisi keuangan perseroan secara makro.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 24 Desember 2021, saham BKSW naik 0,96 persen ke posisi Rp 210 per saham. Saham BKSW turun dua poin ke posisi Rp 206 per saham.

Saham BKSW berada di level tertinggi Rp 218 dan terendah Rp 204 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.650 kali dengan volume perdagangan 198.095. Nilai transaksi Rp 4,1 miliar.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penuhi Kewajiban Modal Inti

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, untuk memperkuat kondisi fundamental, PT Bank QNB Indonesia Tbk telah memenuhi kewajiban modal inti minimum Rp 3 triliun yang akan diterapkan pada 2022. 

Pemenuhan kewajiban ini dilakukan lebih cepat dari yang ditetapkan regulator, yakni berupa penambahan modal yang oleh pemegang saham pengendali QNB Group sebesar USD 30 juta, atau sekitar Rp 442 miliar pada pertengahan Oktober 2020 lalu. Dengan penempatan dana tersebut, modal inti bank menjadi Rp 3,2 triliun per akhir Desember 2020.

"Seiring dengan pandemi Covid-19 dan pelemahan aktivitas ekonomi, kinerja industri perbankan mengalami tekanan signifikan. Menghadapi tantangan tersebut, kami fokus melakukan sejumlah langkah dan penyesuaian strategi untuk memperkuat fundamental bank. Salah satunya dengan penambahan modal oleh pemegang saham pengendali,” ujar Direktur Kepatuhan Bank QNB Indonesia Windiartono Tabingin dalam acara Public Expose Insidentil Bank QNB Indonesia, Selasa, 16 Maret 2021.

Sepanjang 2020, Bank QNB Indonesia menjaga likuiditas tetap sehat. Hal ini tercermin pada loan to deposit ratio (LDR)/rasio intermediasi makroprudensial (RIM) sebesar 97 persen per akhir kuartal IV-2020.

Sementara liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 210,2 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 108 persen atau di atas ketentuan minimum regulator saat ini 85 persen. 

LCR merupakan rasio untuk mengukur likuiditas jangka pendek, sedangkan NSFR untuk mengukur likuiditas jangka panjang.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Financial Officer Bank QNB Indonesia Soemenggrie Jongkamto menuturkan, semua rasio tersebut berada di atas ketentuan regulator dan menunjukkan kondisi likuiditas bank sehat.

Selain itu rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) terjaga pada level yang sehat, yaitu 24,5 persen per akhir Desember 2020 yang disebabkan penambahan modal dari pemegang saham pengendali kami QNB Group.

"Rasio CAR tersebut menunjukkan bank memiliki kemampuan ekspansi yang kuat. QNB Group terus mendukung pengembangan bisnis di Indonesia dan melihat pentingnya pasar ini dalam mendukung pencapaian visinya menjadi institusi keuangan terkemuka di wilayah Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara,” tuturnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya