Duka di Palembang pada Hari Natal

Tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan mengevakuasi ratusan warga yang terdampak banjir di Graha Sukawinatan Permai, Jalan Perjuangan, Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarame, Palembang

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Des 2021, 01:00 WIB
Salah satu petugas Basarnas Sumsel menarik kapal karet di tengah genangan air di Jalan Mayor Salim Batubara Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan mengevakuasi ratusan warga yang terdampak banjir di Graha Sukawinatan Permai, Jalan Perjuangan, Kelurahan Sukajaya Kecamatan Sukarame, Palembang Sumatera Selatan.

Lokasi tersebut merupakan salah satu dari empat lokasi di Palembang (Sekip Bendung, Demang Lebar Daun, dan RE Martadinata) yang dilaporkan membutuhkan bantuan evakuasi karena banjir setelah hujan deras, pada Sabtu pagi, 25 Desember 2021, hari ketika umat Nasrani merayakan Natal.

Kepala Bagian Operasi Basarnas Palembang Agus Mujiono di Palembang, mengatakan, ada sebanyak 250 warga yang dievakuasi di Graha Sukawinatan ini karena rumah mereka digenangi air setinggi lebih dari 100 cm.

Mereka yang dievakuasi terdiri atas anak-anak, lansia dan ibu hamil menggunakan perahu karet secara bergiliran dari rumah ke tempat yang lebih aman.

"Palembang dikepung banjir, lokasi ini salah satu yang parah dengan ketinggian air di rumah mereka lebih dari 100 cm sehingga harus dievakuasi," kata dia saat dibincangi di lokasi banjir, dikutip Antara.

Menurut dia, mereka mengerahkan sebanyak 30 orang tim SAR gabungan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel dan Babinsa. Turut disiagakan dua unit perahu karet sampai air sudah benar-benar surut.

"Disini tidak ada korban jiwa. Warga ditempatkan sementara di masjid terdekat yang lebih aman. Tim SAR gabungan ini tetap disiagakan untuk antisipasi kondisi meningkat," ujarnya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, banjir sudah berangsur surut sekitar 5-10 cm dari ketinggian sebelumnya pada sore sekitar pukul 17.00 WIB

Beberapa kepala keluarga sudah mulai kembali ke rumah untuk mengeluarkan air yang masuk, memindahkan benda-benda berharga mereka ke tempat yang lebih tinggi. Juga ada yang sibuk membenarkan kendaraan mereka yang mogok.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Air Kepung Permukiman

Sementara para ibu-ibu dan anak-anak disibukkan dengan mempersiapkan makanan dan minuman, beberapa yang lainnya masih beristirahat di tempat pengungsian.

Warga setempat Jhonson (55) mengatakan, kejadian banjir ini merupakan pengalaman pertamanya selama 15 tahun bermukim di sana.

Dimana dalam waktu tiga jam air air masuk dari pintu depan dan belakang rumahnya sehingga seisi rumahnya tergenangi air. Beruntung, ia dan istrinya sempat menyelamatkan peralatan elektronik dan berkas-berkas berharga.

"Semoga tidak ada hujan lagi malam ini," ujarnya.

Sementara itu, Ketua RT 103/007 Taufik mengatakan, banjir tersebut terjadi setelah diguyur hujan deras selama lebih kurang tiga jam, sejak pagi tadi sekitar pukul 04.30 WIB - 06.30 WIB.

Kemudian, lanjutnya, melihat intensitas air yang menggenangi seisi rumah terus meninggi maka mereka memutuskan untuk meminta bantuan tim SAR. Supaya bisa membawa warga setempat khususnya anak-anak dan lansia ke luar dari rumah ke tempat yang lebih aman.

"Saat kejadian kami tidak bisa bergerak sama-sekali. Air mengepung rumah kami, ketinggiannya sampai lutut orang dewasa bahkan beberapa lebih," ujarnya.

Menurut dia, bila air belum juga surut malam ini maka warga sementara akan diungsikan sementara ke masjid atau diarahkan mengungsi ke rumah kerabat mereka.

"Sudah saya koordinasikan kondisi ini dengan pihak kelurahan dan kecamatan," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya