Kaleidoskop 2021: Jaga Tradisi Medali Emas Olimpiade, Unjuk Gigi di Paralimpiade, dan Bawa Pulang Piala Thomas

Para pebulu tangkis Indonesia mencatat prestasi membanggakan sepanjang 2021. Mulai dari meraih medali emas Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo serta juara Piala Thomas.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 27 Des 2021, 13:00 WIB
Para pemain Indonesia melakukan selebrasi usai menjuarai turnamen bulu tangkis beregu putra Piala Thomas 2020 melawan China di Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021). Indonesia kembali merebut Piala Thomas setelah terakhir meraihnya pada 2002 lalu. (Claus Fisker/Ritzau Scanpix via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Lima hari lagi tahun 2021 akan berakhir. Banyak peristiwa menarik yang mewarnai dunia olahraga Indonesia, khususnya bulu tangkis selama setahun ini.

Berbagai prestasi ditorehkan para atlet badminton Indonesia. Mulai dari prestasi perorangan hingga kejuaraan beregu.

Di Olimpiade Tokyo 2020, misalnya. Indonesia menjaga tradisi meraih medali emas pada pesta olahraga dunia empat tahunan itu yang waktu pelaksanaannya diundur satu tahun karena pandemi Covid-19.

Tak hanya itu, para atlet bulu tangkis Indonesia juga menorehkan prestasi di Paralimpiade Tokyo. Tidak hanya satu, kontingen Merah Putri bahkan merebut tiga medali emas dari cabang tersebut.

Prestasi bulu tangkis Indonesia berlanjut ke nomor beregu. Tim bulu tangkis Merah Putih memenangkan Piala Thomas 2020 yang berlangsung di Aarhus, Denmark.

Akhirnya penantian selama 19 tahun untuk membawa pulang Piala Thomas ke Tanah Air tercapai sudah. Hal ini sekaligus melengkapi prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah dunia sepanjang 2021.

Berikut 3 prestasi bulu tangkis Indonesia sepanjang tahun ini di tengah bayang-bayang pandemi Covid-19 yang dirangkum Liputan6.com pada kaleidoskop 2021:

 


Olimpiade Tokyo 2020

Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya/Marcus Gideon memasukan poin melawan pasangan India Chirag Shetty/Satwiksairaj Rankireddy pada cabang bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Senin (26/7/2021). Kevin/Marcus menang 21-13 dan 21-12. (AP Photo/Markus Schreiber)

Setelah tertunda selama satu tahun, Olimpiade Tokyo 2020 di Jepang akhirnya digelar. Pesta olahraga dunia ini berlangsung 23 Juli hingga 8 Agustus 2021.

Di cabang bulu tangkis, Indonesia mengirimkan tujuh wakil. Di tunggal putra ada Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.

Sementara Gregoria Mariska Tunjung jadi satu-satunya wakil di tunggal putri. Sedangkan di ganda putra, skuat Merah Putih diwakili oleh Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.

Di ganda putri, Indonesia mengandalkan pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Sedangkan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti jadi harapan Indonesia meraih medali.

Untuk Olimpiade Tokyo 2020, medali emas diharapkan datang dari ganda putra. Maklum, dua wakil Indonesia di nomor ini merupakan pasangan nomor satu dan dua dunia.

Ditambah lagi, ganda putra sejauh ini paling sering menyumbang medali emas di Olimpiade. Dimulai dari Ricky Subagja/Rexy Mainaky yang meraihnya di Olimpiade Atalanta 1996.

Empat tahun kemudian, Candra Wijaya/Tony Gunawan menyabet medali emas pada Olimpiade Sydney. Medali emas kembali diraih di Olimpiade Beijing melalui pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan.

 


Kejutan ganda putri

Ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu dan Greysia Polii berpose dengan medali emas cabang badminton ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport, Senin (2/8/2021). Greysia / Apriyani merebut emas usai menang atas pasangan China Cheng Qingchen/Jia Yi Fan. (Alexander NEMENOV/AFP)

Namun, harapan medali emas datang dari ganda putra ternyata tidak terwujud. Sebab, langkah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon terhenti di perempat final usai takluk dari ganda Malaysia Aaron Chia/Sho Wooi Yik 14-21 dan 17-21.

Sedangkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan finis di posisi keempat. Di semifinal, The Daddies dijegal ganda Chinese Taipei Lee Yang/Wang Chi-Lin 11-21 dan 10-21. Sementara dalam perebutan medali perunggu, mereka kalah 21-17, 17-21, dan 14-21 dari Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Medali emas justru disumbang Greysia Polii/Apriyani Rahayu dari ganda putri. Padahal, nomor ini tidak terlalu diperhitungkan karena lawan-lawan yang dihadapi sangat berat.

Namun, Greysia/Apriyani tidak gentar. Bahkan, pasangan ini mampu mengalahkan ganda putri peringkat satu dunia asal Jepang Yuki Fukushima/Sayaka Hirota 24-22, 13-21, dan 21-18 di laga terakhir fase grup.

Laga ketat dan melelahkan kembali harus dijalani Greysia/Apriyani di perempat final. Mereka harus bermain rubber game untuk mengalahkan Du Yue/Li Yin Hui dari China dengan skor 21-15, 20-22, dan 21-17.

Melaju ke semifinal, Greysia/Apriyani semakin bersemangat dan percaya diri. Kali ini, pasangan Korea Lee So Hee/Shin Seung Chang yang dikalahkan dengan dua game langsung 21-19 dan 21-17.

Pada laga final yang dimainkan di Musashino Forest Sports Plaza, Greysia/Apriyani menantang jagoan China Chen Qingchen/Jia Yifan. Dari sembilan pertemuan kedua pasangan, pasangan Indonesia ini hanya menang tiga kali dan sisanya kalah.

Tapi, itu hanya di atas ketas. Di lapangan, Greysia/Apriyani tampil penuh semangat dan solid untuk menang 21-19 dan 21-15 atas Chen/Jia.

Medali emas pun direbut Greysia/Apriyani. Tak hanya itu, sejarah juga ditorehkan pasangan ini. Mereka jadi ganda putri pertama Indonesia yang menembus final dan menyabet medali emas Olimpiade.

Sebelumnya, pencapaian terbaik ganda putri Indonesia di Olimpiade adalah menembus perempat final. Catatan itu ditulis Greysia Polii/Nitya Krishinda di Olimpiade Rio de Janiero 2016.

Selain medali emas, Indonesia juga merebut medali perunggu tunggal putra melalui Anthony Sinisuka Ginting. Dia mengalahkan pebulu tangkis kejutan dari Guatemala Kevin Gordon dengan skor 21-11 dan 21-13.

 


Paralimpiade Tokyo

Hary/Leani saat berpose pamer emas Paralimpiade Tokyo 2020 (AP)

Setelah Olimpiade Tokyo selesai, Jepang menjadi tuan rumah Paralimpiade Tokyo 2020 dari 24 Agustus hingga 5 September. Ini merupakan pesta olahraga dengan berbagai nomor untuk atlet yang mengalami cacat fisik, mental, dan sensoral.

Di Paralimpiade Tokyo, badminton adalah salah satu cabang olahraga yang baru kali pertama dipertandingkan. Indonesia pun langsung unjuk gigi dengan merebut dua medali emas.

Medali emas disumbang ganda putri Leani Ratri Oktila/Khalimatus dari kelas SL3–SU5. Pada laga final yang dilangsungkan di Yoyogi National Stadium, Tokyo, 4 September 2021, pasangan unggulan pertama ini sukses mengalahkan wakil China Cheng Hefang/Ma Huihui 21-18 dan 21-12.

Leani kembali menyumbang medali emas ganda campuran kelas SL3-SU5. Berpasangan dengan Hary Susanto, mereka mengalahkanLucaz Mazur/Faustine Noel dari Prancis dengan straight set 23-21 dan 21-17.

Selain dua medali emas, Leani juga menyabet medali perak tunggal putri kelas SL4. Medali perak juga didapat Dheva Anrimusthi di nomor tunggal putra SU5.

Kemudian dua medali perunggu badminton juga didapat Indonesia dari nomor tunggal putra. Masing-masing melalui Freddy Setiawan di kelas SL4 dan Suryo Nugroho pada kelas SU5.

 

 


Bawa pulang Piala Thomas

Para pemain Indonesia melakukan selebrasi usai memenangkan final Piala Thomas beregu putra melawan China, di Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021). Indonesia kembali merebut Piala Thomas setelah terakhir meraihnya pada 2002 lalu. (Claus Fisker/Ritzau Scanpix via AP)

Usai berlaga di Olimpiade Tokyo, tim badminton Indonesia kemudian bersiap untuk tampil pada Piala Thomas 2020. Setelah ditunda setahun, kejuaraan beregu ini akhirnya digelar di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, 9-17 Oktober 2021.

Datang sebagai unggulan pertama di Piala Thomas, Indonesia bergabung di grup neraka. Hendra Setiawan dan bersaing dengan Chinese Taipei dan Thailand untuk lolos dari Grup A.

Di laga pertama, Indonesia menang mudah 5-0 atas Aljazair. Tetapi di dua laga berikutnya, skuat Merah Putih harus bekerja keras untuk mengalahkan Thailand dan Chinese Taipei masing-masing dengan skor 3-2.

Melaju ke perempat final, Indonesia berjumpa dengan dengan tetangga dan rival abadi, Malaysia. Tampil solid, Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor meyakinkan 3-0.

Di semifinal, Indonesia melawan tuan rumah Denmark. Pada partai pertama, Anthony Sinisuka Ginting kalah dari Viktor Axelsen 9-21 dan 15-21.

Namun, tertinggal 0-1 tidak memengaruhi mental bertanding tim Indonesia. Terbukti, pada tiga laga berikutnya dimenangkan Indonesia melalui Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Jonatan Christie, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Indonesia pun menang 3-1 dan bertemu China di final. Tanpa ampun Indonesia menumbangkan China dengan skor telak 3-0. Tiga poin kemenangan Indonesia disumbang Ginting, Fajar/Rian, dan Jonatan.

Sukses ini mengakhiri penantian Indonesia untuk membawa pulang Piala Thomas ke Tanah Air. Terakhir, tim badminton Indonesia mengangkat trofi tersebut pada 19 tahun. Ketika itu, Taufik Hidayat dan kawan-kawan melibas Malaysia 3-1 di final Piala Thomas 2002.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya